Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di Indonesia telah lama menjadi tulang punggung ekonomi dengan mempekerjakan jutaan tenaga kerja. Data terbaru menunjukkan bahwa sektor ini menyerap lebih dari 3,9 juta orang dari total tenaga kerja dalam sektor manufaktur nasional. Namun, tantangan terbesar yang dihadapi industri ini adalah mendapatkan tenaga kerja yang memiliki keterampilan dan kompetensi sesuai dengan kebutuhan industri yang terus berkembang. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menggarisbawahi bahwa produktivitas dan keterampilan tenaga kerja sangat memengaruhi kinerja industri TPT. Untuk mengatasi hal ini, pendidikan dan pelatihan vokasi telah diidentifikasi sebagai solusi utama guna melahirkan sumber daya manusia (SDM) industri yang kompeten.

Masrokhan, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian, menyoroti pentingnya pendidikan tinggi vokasi sebagai solusi yang berpotensi menghasilkan SDM industri yang siap bersaing. Salah satu contoh yang diunggulkan adalah peran Politeknik STTT Bandung, yang telah berhasil mencetak lulusan-lulusan unggul dalam bidang tekstil dan produk tekstil.

Politeknik ini tidak hanya mampu menghasilkan lulusan dengan jenjang Sarjana Terapan dan Magister Terapan, tetapi juga membangun hubungan erat antara dunia pendidikan vokasi dan industri. Ini tercermin dari perencanaan pembelajaran hingga penempatan kerja para lulusannya yang telah terintegrasi dengan baik.

Namun, meski Politeknik STTT Bandung berhasil mencetak 309 lulusan pada tahun 2023 dengan spesialisasi di berbagai bidang tekstil, kebutuhan industri masih belum sepenuhnya terpenuhi. Jumlah lulusan yang terbatas dari institusi ini tidak sebanding dengan kebutuhan industri yang mencapai 500 orang setiap tahunnya.

Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri (PPPVI), Emmy Suryandari, mengungkapkan bahwa ada kesenjangan antara kapasitas produksi lulusan dari Politeknik STTT Bandung dengan kebutuhan lapangan kerja di industri tekstil. Meskipun begitu, kontribusi pendidikan tinggi vokasi dalam mencetak SDM industri yang siap pakai menjadi langkah penting dalam menjawab kebutuhan sektor ini.

Kementerian Perindustrian dan institusi pendidikan vokasi memiliki tugas bersama untuk mengatasi kesenjangan ini dengan peningkatan kapasitas serta kualitas pendidikan vokasi dalam menyediakan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan industri TPT. Dengan upaya kolaboratif ini, diharapkan dapat diciptakan landasan yang kuat bagi pengembangan industri tekstil yang berkelanjutan serta peningkatan lapangan kerja bagi masyarakat.