Industri tekstil dalam negeri kini mulai menunjukkan perbaikan, terutama bagi perusahaan yang mengandalkan pasar ekspor. Salah satu pasar yang memberikan angin segar bagi industri ini adalah Amerika Serikat (AS). Kenaikan permintaan dari AS telah mencatat peningkatan sekitar 8-10%, meskipun permintaan dari kawasan lain seperti Uni Eropa dan Asia Timur masih stagnan.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI), Benny Soetrisno, menyatakan bahwa faktor utama yang mendorong kenaikan permintaan tekstil dari AS adalah turunnya suku bunga bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed). Pemotongan suku bunga ini berdampak positif terhadap sektor riil, termasuk industri tekstil. Penurunan bunga The Fed membantu merangsang aktivitas ekonomi, yang pada gilirannya meningkatkan permintaan produk tekstil.

Selain itu, menjelang akhir tahun, kebutuhan akan produk tekstil untuk persiapan Natal dan Tahun Baru juga turut berkontribusi terhadap kenaikan permintaan tersebut. Meski demikian, pengusaha tekstil dalam negeri tidak terlalu berharap banyak pada pasar lokal, yang saat ini masih lesu. "Dalam negeri masih jelek," ujar Benny, menyoroti situasi di pasar domestik yang masih belum stabil.

The Fed memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps), menjadikannya berada pada kisaran 4,75-5,0%. Pemotongan ini melebihi ekspektasi pasar yang sebelumnya memperkirakan penurunan sebesar 25 bps. Ini merupakan pemotongan pertama sejak Maret 2020, ketika pandemi Covid-19 melanda dunia.

Sejak Maret 2022 hingga Juli 2023, The Fed telah menaikkan suku bunga sebanyak 525 bps untuk menekan inflasi. Namun, setelah menahan suku bunga pada level tinggi selama lebih dari setahun, penurunan suku bunga ini menjadi sinyal positif bagi perekonomian global. Dengan inflasi yang mulai terkendali, keputusan untuk menurunkan suku bunga diyakini akan memberikan keseimbangan yang lebih baik bagi ekonomi global.

Secara keseluruhan, kebijakan pemangkasan suku bunga oleh The Fed dan momentum menjelang akhir tahun memberikan dorongan yang signifikan bagi industri tekstil Indonesia, khususnya dalam memenuhi permintaan pasar ekspor, terutama dari AS.