Ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia mencatatkan peningkatan pada periode Januari-Oktober 2024. Meski industri tekstil domestik sedang menghadapi tantangan besar, seperti gelombang pailit sejumlah pabrik, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan tren positif baik dari sisi nilai maupun volume ekspor.

Pertumbuhan Nilai dan Volume Ekspor
Sepanjang sepuluh bulan pertama tahun 2024, nilai ekspor TPT mencapai US$9,85 miliar, naik tipis sebesar 0,89 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$9,76 miliar. Peningkatan ini juga terlihat dari sisi volume ekspor, yang mencapai 1,61 juta kilogram meter (kgm), tumbuh 5,06 persen dibandingkan dengan 1,53 juta kgm pada Januari-Oktober 2023.

Optimisme di Tengah Tekanan
Meski pertumbuhan nilai ekspor terbilang moderat, kenaikan volume ekspor memberikan harapan bagi pelaku industri TPT nasional. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan permintaan pasar global terhadap produk tekstil Indonesia. Namun, tekanan dari dalam negeri seperti tingginya biaya produksi, ketatnya persaingan pasar, hingga isu impor ilegal tetap menjadi tantangan yang harus diatasi untuk menjaga momentum pertumbuhan ini.

Langkah Strategis ke Depan
Agar pertumbuhan ekspor TPT terus berlanjut, diperlukan upaya strategis dari pemerintah dan pelaku industri. Beberapa langkah yang dapat dilakukan meliputi:

Diversifikasi Pasar Ekspor: Menambah pasar baru di luar negara-negara tujuan utama saat ini.
Peningkatan Daya Saing Produk: Mendorong inovasi dan efisiensi untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi dengan harga kompetitif.
Penguatan Kebijakan Proteksi: Memberantas impor ilegal yang mengganggu stabilitas industri tekstil domestik.


Peningkatan ekspor TPT Indonesia pada 2024 menjadi sinyal positif di tengah tantangan berat yang dihadapi industri tekstil. Dengan langkah strategis yang tepat, industri TPT diharapkan mampu memperkuat posisinya di pasar global, mendukung perekonomian nasional, dan membuka peluang bagi pelaku usaha di sektor ini.