Yogyakarta akan menjadi pusat perhatian dunia pada Oktober 2025 mendatang, saat dua konferensi besar di industri tekstil dan garmen dunia, International Textile Manufacturers Federation (ITMF) dan International Apparel Federation (IAF), digelar di kota budaya tersebut. Acara prestisius ini dijadwalkan berlangsung pada 24–25 Oktober 2025, bertempat di Hotel Marriott Yogyakarta.

Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Jemmy Kartiwa Sastraatmaja, menyampaikan bahwa pemilihan Yogyakarta sebagai tuan rumah bukan tanpa alasan. Keunikan dan kekayaan warisan budaya, terutama batik yang telah mendunia, menjadi nilai lebih yang membuat Jogja layak menjadi tuan rumah pertemuan penting ini. Ia pun berharap, kehadiran konferensi ini mampu memberikan angin segar bagi industri tekstil di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), khususnya bagi pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang selama ini menjadi tulang punggung sektor tersebut.

Konferensi ITMF ini diperkirakan akan dihadiri oleh 300 delegasi dari sekitar 75 negara. Selain itu, dalam rentang waktu 23–27 Oktober, juga akan diselenggarakan pertemuan regional Asosiasi Pertekstilan se-ASEAN (AFTEX), yang akan dihadiri oleh 30 delegasi dari sembilan negara ASEAN.

Wakil Ketua Bidang Organisasi API DIY, Timotius Aprianto, menilai momen ini sangat strategis sebagai bagian dari langkah reindustrialisasi nasional. Dalam situasi global yang penuh ketidakpastian, menurutnya penting untuk menekankan perbaikan dari sisi regulasi, termasuk semangat debirokratisasi dan deregulasi dalam perdagangan internasional. Ia juga menegaskan perlunya perhatian khusus kepada pelaku IKM, mengingat sektor ini merupakan pilar penting dalam perekonomian nasional.

Lebih lanjut, Timotius menyebut bahwa sektor tekstil merupakan kontributor utama dalam struktur PDRB DIY, dengan menyumbang 11,8% dari total industri pengolahan. Di bawahnya terdapat sektor furniture dan kerajinan, serta industri kulit dan produk kulit.

Dengan segala potensi yang dimiliki, pelaksanaan ITMF dan IAF 2025 diharapkan tidak hanya memberi kehormatan bagi DIY sebagai tuan rumah, tetapi juga menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi baru. Kehadiran Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai tamu kehormatan, juga direncanakan untuk memberikan sambutan utama dalam acara internasional ini, sebagai bentuk dukungan pemerintah daerah terhadap sektor industri strategis tersebut.