Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) mulai menunjukkan sinyal pemulihan yang semakin nyata menjelang akhir 2025. Berbagai indikator resmi memperlihatkan bahwa sektor hilir seperti garmen dan apparel menjadi motor utama kebangkitan, meskipun tantangan pada industri hulu masih membayangi.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total ekspor TPT mencapai US$8,07 miliar hingga Agustus 2025. Pertumbuhan sektor ini juga tercatat sebesar 5,92% pada triwulan III/2025, melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yang berada di angka 5,04%. Angka ini menjadi dorongan optimisme bagi pelaku industri bahwa arah pemulihan semakin stabil.
Ketua Umum Asosiasi Garmen dan Tekstil Indonesia (AGTI), Anne Patricia Sutanto, menegaskan bahwa peningkatan ekspor tersebut terutama dipacu oleh pertumbuhan pada produk kimia, pakaian jadi, kulit, serta alas kaki. Permintaan domestik juga mulai membaik, memberikan peluang bagi pelaku usaha untuk kembali meningkatkan kapasitas produksi.
Meski demikian, industri hulu TPT masih menghadapi tantangan serius. Ketergantungan pada impor bahan baku menjadikan sektor ini lebih rentan terhadap gejolak pasar global. Namun, penertiban impor ilegal yang semakin tegas disebut memberi dampak langsung dalam menata pasar dan memperkuat posisi produk lokal.
Anne menilai momentum pemulihan ini penting, terutama karena menunjukkan kondisi industri yang lebih kuat dibanding tahun lalu. Sektor ini memasuki tahun depan dengan optimisme yang terukur, didukung beberapa faktor kunci.
Pasar domestik menjadi pendorong penting pemulihan, terutama dengan pulihnya konsumsi masyarakat kelas menengah yang mendorong permintaan pakaian jadi dan household textiles. Selain itu, pemerintah yang semakin aktif menindak impor ilegal menciptakan pasar yang lebih sehat bagi produsen dalam negeri. Tak hanya itu, perubahan preferensi global menuju produk berkelanjutan membuka peluang besar bagi industri yang telah berinvestasi pada teknologi rendah emisi dan bahan ramah lingkungan.
Tren produk bernilai tambah juga semakin kuat. Peningkatan permintaan terlihat pada apparel, household textiles, hingga technical textiles untuk keperluan kesehatan dan industri. Produk berbasis circular economy seperti serat daur ulang pun mulai berkembang pesat seiring standar ESG global yang makin ketat.
Secara menyeluruh, kombinasi pertumbuhan ekspor, stabilitas pasar domestik, dan transformasi menuju keberlanjutan menjadi fondasi pemulihan industri TPT di penghujung tahun. Meski jalannya belum sepenuhnya mulus dan merata, sektor hilir telah menunjukkan jalur positif yang diharapkan dapat menarik pemulihan industri hulu dalam waktu mendatang.