Anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR RI, Firman Soebagyo, meminta pemerintah mengambil langkah nyata untuk melindungi industri tekstil nasional yang kini berada dalam tekanan berat. Dalam rapat pleno bersama Badan Keahlian DPR di Gedung Nusantara I, Senayan, Selasa (2/9/2025), ia menegaskan bahwa sektor tekstil merupakan industri padat karya yang menyerap jutaan tenaga kerja sehingga keberlangsungannya sangat vital.
Firman menyoroti banyaknya pabrik tekstil yang gulung tikar akibat tingginya biaya produksi, derasnya arus impor murah, serta melemahnya permintaan domestik. Menurutnya, jika kondisi ini dibiarkan, bukan hanya sektor tekstil yang merugi, tetapi juga masyarakat luas karena meningkatnya pengangguran dan kemiskinan.
Untuk itu, ia mendorong pemerintah memperbaiki tata kelola industri, memberikan insentif fiskal, serta menata kembali kebijakan impor agar produk lokal mampu bersaing. Ia menegaskan bahwa pengendalian impor menjadi langkah penting agar industri dalam negeri tidak mati tertindas produk asing.
Selain itu, Firman menekankan pentingnya hilirisasi dan inovasi dalam industri tekstil. Dengan mendorong pengembangan produk bernilai tambah, Indonesia tidak hanya bergantung pada bahan mentah, tetapi juga memperoleh keuntungan dari rantai produksi secara menyeluruh.
Ia menilai, penguatan sektor tekstil memiliki peran strategis bagi perekonomian nasional, baik dari sisi ekspor nonmigas maupun penciptaan lapangan kerja baru. Karena itu, ia mendesak pemerintah segera melakukan koordinasi lintas kementerian untuk menyelamatkan industri tekstil, memperkuat riset dan inovasi, serta menyalurkan dukungan pembiayaan yang memadai.
Menurut Firman, tanpa adanya kebijakan yang berpihak pada industri tekstil nasional, Indonesia akan semakin kehilangan daya saing di pasar global.