Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Ahmad Heri Firdaus menegaskan bahwa industri tekstil Indonesia masih memiliki prospek cerah, asalkan biaya energi dan logistik bisa ditekan melalui dukungan infrastruktur yang memadai.

Menurutnya, anggapan bahwa tekstil merupakan sunset industry tidak sepenuhnya tepat. Pasar dalam negeri tetap besar karena kebutuhan masyarakat terhadap produk tekstil tidak akan pernah hilang. Permasalahan utama justru terletak pada mahalnya biaya listrik, logistik, serta infrastruktur pendukung lainnya yang membuat produk lokal kalah bersaing dengan barang impor.

Heri menjelaskan, efisiensi energi menjadi salah satu kunci penting. Jika pasokan energi lebih murah dan infrastruktur logistik memadai, subsektor tekstil akan kembali menarik perhatian investor. Dengan begitu, pembangunan kawasan industri tekstil yang lebih spesifik dan tematik berpeluang besar untuk terwujud.

Ia menambahkan, peran pemerintah sangat krusial dalam menciptakan ekosistem yang mendukung kebangkitan industri tekstil. Investasi di sektor energi, air, serta logistik dapat menciptakan efisiensi produksi, yang pada akhirnya meningkatkan daya saing dan memberikan kontribusi lebih besar bagi perekonomian nasional.

Menurut Heri, yang dibutuhkan adalah kebijakan konsisten dan terarah untuk mendorong pembangunan infrastruktur sesuai kebutuhan industri. Dengan dukungan tersebut, tekstil sebagai sektor padat karya dapat terus berkembang dan mempertahankan perannya sebagai penyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.