Bisnis tekstil PT Chemstar Indonesia Tbk (CHEM) masih bergerak tertahan hingga September 2025. Perusahaan yang bergerak di industri dan perdagangan bahan kimia ini belum menunjukkan pemulihan signifikan, terutama akibat derasnya produk impor murah serta maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor tekstil.

Hingga kuartal III 2025, segmen tekstil CHEM membukukan pendapatan sebesar Rp 75 miliar, atau baru 59% dari target tahunan perseroan yang dipatok Rp 127 miliar. Direktur CHEM, Lusi, mengungkapkan bahwa industri tekstil nasional saat ini terhimpit oleh banjir produk impor yang membuat banyak pabrik lokal gulung tikar. Situasi ini turut memengaruhi arus kas pelaku usaha dan berdampak pada keterlambatan pembayaran utang kepada CHEM yang memproduksi bahan kimia tekstil seperti pewarna dan bahan pembantu.

Ketidakmampuan bersaing dengan produk impor membuat sejumlah pabrik terpaksa melakukan PHK. Di sisi lain, kenaikan upah minimum provinsi (UMP) serta naiknya harga bahan baku turut memperberat beban biaya produksi. Persaingan global yang semakin ketat juga memperlemah daya saing industri tekstil Indonesia di pasar internasional.

Kombinasi tekanan tersebut membuat lini bisnis tekstil CHEM belum kembali bergairah. Kendati demikian, perusahaan mulai menyiapkan berbagai strategi untuk memperbaiki kinerja. CHEM menekankan ekspansi pasar melalui pengembangan produk berbasis manufaktur digital demi meningkatkan efisiensi dan menciptakan peluang baru. Perseroan juga berfokus memperbesar porsi produk ramah lingkungan serta memastikan sertifikasi penting seperti halal dan Oeko-Tex guna menjawab tuntutan pasar global yang semakin menekankan standar kualitas dan keberlanjutan.

Selain strategi internal, CHEM memanfaatkan peluang eksternal yang muncul. Minat investor asal China terhadap industri tekstil Indonesia dinilai dapat membuka ruang kolaborasi melalui kerja sama investasi, transfer teknologi, dan penguatan kapasitas produksi. Di sisi lain, upaya pemerintah memberantas pakaian impor ilegal dan pakaian bekas turut memberi napas baru bagi industri tekstil lokal untuk kembali memenuhi permintaan domestik.

Dengan kombinasi siasat bisnis dan momentum pasar yang mulai terbentuk, CHEM optimistis lini bisnis tekstilnya akan mampu bangkit dan kembali menunjukkan tren pertumbuhan positif.