Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Kota Semarang mengungkapkan bahwa jumlah tenaga kerja terampil di sektor tekstil, khususnya di Jawa Tengah, masih sangat kurang. Ketua API Kota Semarang, Agung Wahono, menyatakan bahwa kekurangan ini diperkirakan mencapai sekitar 50 persen di setiap perusahaan.
"Kalau dihitung mungkin kekurangannya masih sekitar 50 persen untuk setiap perusahaan," ungkap Agung Wahono di Semarang, Jumat (16/10/2015). Agung menambahkan bahwa dari kebutuhan rata-rata tenaga kerja terampil sekitar 10 ribu orang, saat ini hanya tersedia sekitar 5.000 orang saja.
Menanggapi situasi ini, beberapa perusahaan tekstil berskala besar, seperti PT Apac Inti Corpora, telah berinisiatif menyediakan fasilitas pelatihan bagi tenaga kerja baru untuk mengisi kekurangan tersebut. Namun, Agung menjelaskan bahwa tidak semua perusahaan mampu melakukan hal yang sama, karena fasilitas pelatihan dapat mengurangi volume produksi mereka.
"Untuk setiap latihan, perusahaan harus menyediakan satu 'line' atau barisan mesin produksi yang digunakan bagi para tenaga kerja baru yang masih dalam tahap pelatihan," katanya. Satu "line" produksi tersebut sebenarnya dapat digunakan untuk menghasilkan beberapa lembar produk tekstil, sehingga mengurangi jumlah "line" untuk pelatihan dapat berpengaruh langsung pada volume produksi perusahaan.
Agung juga menyambut baik inisiatif Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang memberikan dukungan kepada perusahaan tekstil, terutama yang menghadapi kendala operasional. "Masalah ini mulai dari biaya produksi hingga tenaga kerja. Harapannya, BKPM dapat menangani permasalahan yang dihadapi perusahaan dengan cepat," pungkasnya.
Dengan dukungan dari BKPM dan upaya dari perusahaan-perusahaan tekstil, diharapkan jumlah tenaga kerja terampil dapat terus meningkat sehingga industri tekstil di Jawa Tengah bisa lebih berkembang.