Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia tengah menghadapi tekanan besar menyusul keputusan Amerika Serikat untuk menerapkan tarif bea masuk sebesar 32% terhadap berbagai produk asal Indonesia, termasuk pakaian jadi, mulai 9 April 2025. Kebijakan ini diumumkan langsung oleh Presiden AS Donald Trump dan dalam waktu singkat memicu respons negatif dari para pembeli global.
Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa menyatakan bahwa dampak kebijakan tersebut terasa hanya dua hari setelah pengumuman. Sejumlah merek asal AS langsung mengirimkan pemberitahuan kepada produsen di Indonesia untuk menunda produksi dan pengiriman barang. Bahkan, beberapa brand juga meminta potongan harga sebesar 15% atas pesanan mereka.
Jemmy mengungkapkan bahwa hal ini menandakan terjadinya demand shock yang serius. Ia menyebut para pembeli dari AS memprediksi adanya penurunan permintaan hingga 30%, yang tentu saja berdampak besar pada kelangsungan industri tekstil nasional. Ia pun menekankan pentingnya mitigasi terhadap potensi oversupply dan likuidasi barang agar tidak menimbulkan kerusakan yang lebih luas.
Di tengah tekanan tersebut, API melihat peluang untuk melakukan negosiasi dengan pemerintah AS. Salah satu strategi yang tengah dikaji adalah peningkatan impor kapas dari Amerika. Saat ini, pembelian kapas dari AS hanya sekitar 17% dari total kebutuhan nasional. API berharap, dengan menawarkan peningkatan porsi hingga 50%, Indonesia dapat memperoleh keringanan tarif ekspor. Skema ini merujuk pada kebijakan Presiden Trump yang memungkinkan pengurangan tarif jika produk yang diekspor mengandung nilai komponen asal AS minimal 20%.
Jika strategi ini berhasil, diharapkan tarif 32% bisa diturunkan ke angka yang lebih dapat diterima oleh industri. Jemmy juga menepis anggapan bahwa mesin-mesin industri tekstil Indonesia sudah tua. Ia menegaskan bahwa masih banyak pabrik yang aktif melakukan reinvestasi dan memperbarui teknologi produksinya. Hal ini dibuktikan oleh kuatnya kinerja ekspor Indonesia ke AS sebelum kebijakan tarif diberlakukan.
Dalam kesempatan tersebut, Jemmy menyampaikan langsung kondisi yang dihadapi industri tekstil kepada Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dan meminta dukungan penuh dari pemerintah untuk melindungi industri nasional di tengah tekanan global ini.