Fesyen berkelanjutan bukan lagi sekadar tren, tetapi telah menjadi suatu konsep yang tak dapat diabaikan, baik oleh pelaku industri maupun konsumen fesyen. Memasuki tahun 2024, perhatian terhadap keberlanjutan dalam dunia fesyen semakin meningkat, menandai sebuah perubahan paradigma yang signifikan dalam industri ini. Tren fesyen yang diprediksi akan mendominasi tahun ini tidak hanya berkisar pada penampilan semata, tetapi juga menyoroti isu-isu keberlanjutan. Salah satu aspek yang akan semakin mendapat perhatian adalah sustainable fashion atau fesyen berkelanjutan.

Kehadiran tokoh-tokoh potensial dalam kontestasi pemilihan kepala daerah (pilkada) di kawasan Soloraya dan Jawa Tengah semakin mencuat. Salah satu figur yang mulai memperoleh perhatian adalah CEO Kusuma Mulia Group, Rudy Indijarto Sugiharto. Dalam acara "Launching dan Luncheon Biografi Rudy Indijarto Sugiharto Naik Level Menjadi Pusat Solusi" yang berlangsung di Alila Hotel Solo pada Rabu (6/3/2024), Rudy menyatakan bahwa banyak pihak yang mengajaknya untuk turut serta dalam kepemimpinan Kota Solo. Alasannya sederhana: ia ingin dapat memberikan kontribusi yang lebih besar kepada masyarakat.

Industri tekstil Indonesia telah mendapatkan dorongan positif dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) No. 5/2024 tentang Tata Cara Penerbitan Pertimbangan Teknis Impor Tekstil, Produk Tekstil, Tas, dan Alas Kaki. Aturan ini memberikan panduan yang jelas bagi pelaku industri dalam mengelola impor bahan baku, dengan tujuan utama menjaga kestabilan pasokan dan permintaan di dalam negeri. Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) menyambut baik langkah ini, menyatakan bahwa kekhawatiran akan kelangkaan bahan baku tekstil dan produk tekstil telah mereda. Ketua Umum APSyFI, Redma Gita Wirawasta, mengungkapkan bahwa aturan teknis yang dikeluarkan cukup adil dan akan membantu menjaga keseimbangan antara pasokan dan permintaan domestik.