Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia menghadapi tantangan baru dalam perdagangan internasional, khususnya di Eropa. Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menyampaikan kekhawatirannya terkait semakin ketatnya hambatan non-tarif yang diberlakukan oleh negara-negara tujuan ekspor, termasuk Eropa, untuk melindungi pasar domestiknya. Kebijakan ini didasarkan pada isu-isu hak asasi manusia (HAM), lingkungan, dan energi, salah satunya adalah larangan penggunaan batu bara dalam produksi barang ekspor.
Industri fashion global saat ini menghadapi berbagai permasalahan, terutama terkait limbah tekstil yang menjadi salah satu penyumbang utama polusi lingkungan. Menjawab tantangan ini, tiga dosen Program Studi Desain Mode Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, yaitu Made Tiartini Mudarahayu, S.Sn., M.Sn; Dr. Tjok Istri Ratna CS., S.Sn., M.Si; dan Ni Luh Ayu Pradnyani Utami, S.Tr.Ds., M.Sn., memperkenalkan koleksi busana bertajuk Cakrawala.
Kota Pekalongan, Jawa Tengah, mencatatkan pencapaian luar biasa dalam sektor ekspor hingga akhir Agustus 2024, dengan nilai total mencapai Rp 179,67 miliar atau setara dengan 11,55 juta dolar AS. Produk tekstil menjadi penyumbang terbesar dalam ekspor tersebut, disusul oleh produk olahan ikan yang dikirim ke berbagai negara seperti China, Malaysia, Arab Saudi, Vietnam, India, Pakistan, Somalia, dan Amerika Serikat.
Page 236 of 415