Para pengusaha industri tekstil terus menyuarakan keprihatinan mereka terhadap membanjirnya barang impor ilegal di pasar dalam negeri. Kondisi ini dinilai menjadi penyebab utama menurunnya kinerja dan keberlangsungan hidup industri tekstil lokal. Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI), Redma Gita Wirawasta, mengungkapkan bahwa pemerintah seakan kurang tegas dalam menangani masalah ini.

Selama tiga tahun terakhir, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia mengalami penurunan drastis yang mengakibatkan banyak perusahaan tutup dan ribuan pekerja kehilangan pekerjaan. Industri ini, yang pernah menjadi salah satu pilar utama ekonomi nasional, kini dihadapkan pada krisis yang serius.

Untuk menyelamatkan industri tekstil yang mengalami kesulitan, pemerintah Indonesia berencana merayu 15 investor asing untuk membangun pabrik di dalam negeri. Pertemuan antara pemerintah dan para investor asing ini dijadwalkan berlangsung pada Jumat, 1 November 2024. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan bahwa langkah ini bertujuan untuk memperbaiki kondisi sektor padat karya, terutama setelah PT Sri Rejeki Isman Tbk. (Sritex), salah satu perusahaan tekstil terbesar di Indonesia, dinyatakan pailit.