Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Kota Semarang mengungkapkan bahwa jumlah tenaga kerja terampil di sektor tekstil, khususnya di Jawa Tengah, masih sangat kurang. Ketua API Kota Semarang, Agung Wahono, menyatakan bahwa kekurangan ini diperkirakan mencapai sekitar 50 persen di setiap perusahaan.
Tren digitalisasi semakin meluas ke berbagai aspek kehidupan, namun dalam dunia fashion, penerapannya masih terbatas. Luri Renaningtyas, dosen Program Desain Fashion dan Tekstil (DFT) Universitas Kristen (UK) Petra, menjelaskan bahwa meski digitalisasi sudah merambah banyak sektor, dunia fashion masih banyak yang menggunakan teknik manual tanpa bantuan perangkat lunak 3D fashion.
Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) mengungkapkan penyebab utama turunnya kontribusi industri tekstil dan produk tekstil (TPT) terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Ketua Umum APSyFI, Redma Gita Wirawasta, menyebutkan bahwa tren penurunan ini mencerminkan deindustrialisasi yang telah berlangsung selama sepuluh tahun terakhir.
PT Global Sukses Solusi Tbk (RUNS) atau RUN System berkolaborasi dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) untuk memperkenalkan layanan Enterprise Resource Planning (ERP) kepada bisnis kecil dan menengah di sektor tekstil. Kemitraan ini bertujuan untuk mendorong digitalisasi di industri tersebut dan diharapkan dapat meningkatkan pendapatan RUNS.
Pemecahan beberapa kementerian dalam kabinet baru yang akan dibentuk oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dinilai oleh Ikatan Pengusaha Konveksi Berkarya (IPKB) dapat menimbulkan komplikasi di sektor industri tekstil. Ketua Umum IPKB, Nandi Herdiaman, menyampaikan bahwa meskipun pemisahan kementerian, khususnya Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UMKM), dapat memberikan perhatian lebih kepada UMKM, hal ini juga berisiko menimbulkan tantangan baru.
Page 145 of 255