Pada 5–7 Februari 2024, Kementerian Perdagangan RI (Kemendag) dan Kedubes RI Paris bersinergi dalam mengikuti pameran produk tekstil, Texworld Paris, yang diselenggarakan di Porte Des Versailles, Paris, Prancis. Partisipasi Indonesia dalam Texworld Paris Februari 2024 mencatatkan potensi transaksi sementara untuk produk tekstil sebesar USD 20 juta atau setara dengan Rp 312 miliar untuk satu tahun ke depan. Ini menandai keberhasilan Indonesia sebagai salah satu produsen utama garmen dunia yang penting dalam arena internasional.

Indonesia Fashion Week kembali hadir dengan sorotan yang memikat pada kekayaan budaya Indonesia. Tahun ini, dalam rangkaian Indonesia Fashion Week 2024, fokus dipersembahkan secara khusus untuk keindahan budaya Betawi. Acara bergengsi ini akan digelar di Jakarta Convention Center (JCC) mulai dari tanggal 27 hingga 31 Maret 2024, menampilkan keterlibatan ratusan desainer dan peserta pameran. Dengan tema "Langgam Jakarta Teranyam", Indonesia Fashion Week 2024 berusaha memperlihatkan esensi kekayaan budaya Betawi. Poppy Dharsono, Ketua Umum Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI), menjelaskan, "Tema ini mencerminkan semangat persatuan dan keragaman melalui bidang mode. Melalui 'Langgam Jakarta Teranyam', kami ingin menggambarkan keragaman tradisi Melayu, Tiongkok, Arab, dan Eropa yang berpadu dalam keindahan khas budaya Betawi."

Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI), Redma Gita Wirawasta, mengingatkan akan potensi serbuan barang impor, terutama dari China, yang bisa membanjiri pasar domestik Indonesia kembali. Dalam pernyataannya, Redma menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi pasar domestik yang bisa semakin buruk jika hal tersebut terjadi. Pertumbuhan ekonomi China yang tidak sesuai dengan ekspektasi telah memberikan dampak negatif terhadap perekonomian beberapa negara, termasuk Jepang yang dilaporkan mengalami resesi. Dampak ini kemungkinan akan berlanjut hingga ke Indonesia, termasuk dalam bentuk tumpahan barang dari China.

PT Pan Brothers Tbk (PBRX), salah satu perusahaan tekstil terkemuka di Indonesia, telah mengalokasikan anggaran belanja modal (capex) sebesar US$ 3 juta hingga US$ 5 juta untuk tahun 2024, jumlah yang sama dengan tahun sebelumnya. Hal ini diungkapkan oleh Elysia, Sekretaris Perusahaan PBRX, pada Kamis (22/02). Meskipun penjualan PBRX masih didominasi oleh ekspor, perusahaan menyaksikan peningkatan dalam penjualan lokal menjelang masa Lebaran. Meskipun dampaknya relatif kecil terhadap operasi keseluruhan, permintaan domestik meningkat sebesar 10%-20% untuk produk-produk yang ditujukan untuk pasar dalam negeri.

Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Jemmy Kartiwa Sastraatmaja, mengungkapkan kekhawatiran yang mengemuka dalam dunia industri tekstil Indonesia. Pasalnya, China, yang sebelumnya menjadi mitra dagang nomor satu Amerika Serikat (AS), kini telah tergeser oleh Uni Eropa (UE) dan Mexico. Situasi ini telah memicu langkah China untuk mencari pasar baru bagi produk tekstilnya, dengan mencari negara-negara yang memiliki kelemahan dalam menerapkan hambatan perdagangan. Menurut Jemmy, kebijakan suku bunga yang tinggi di beberapa negara, serta masalah atau target inflasi yang belum tercapai, turut memperburuk kondisi ekonomi global. China, sebagai satu-satunya negara yang telah menurunkan suku bunga pinjamannya, bahkan telah mengalami deflasi. Namun, hal ini tidak secara langsung memberikan dampak positif pada industri tekstil, karena kenaikan harga bahan baku seperti cotton dan viscose membuat pasar ekspor masih stagnan.