Kondisi industri tekstil nasional saat ini tengah menghadapi tantangan besar akibat praktik dumping yang dilakukan oleh eksportir asal China. Ketua Badan Kejuruan Kimia Persatuan Insinyur Indonesia (BKK-PII), Sripeni Inten Cahyani, menyayangkan lambatnya respons pemerintah dalam memberikan kepastian terkait pemberlakuan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) terhadap produk benang POY-DTY asal China. Menurutnya, penundaan ini telah menimbulkan dampak serius, mulai dari gulung tikarnya dua pabrik dalam negeri hingga terhambatnya investasi senilai USD 250 juta atau sekitar Rp 4 triliun.

Research Group (RG) Tekstil Tradisi dan Kontemporer dari Program Studi Desain Mode Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menjalankan program pengabdian masyarakat di sentra batik Pilang, Masaran, Sragen. Kegiatan yang berlangsung pada 17 hingga 19 Mei 2025 ini menggandeng Batik Wardana Pilang sebagai mitra, dengan tujuan memberikan pendampingan kepada para perajin dalam mengembangkan motif batik yang sesuai dengan selera pasar masa kini, khususnya generasi muda.

Dua merek sarung ternama Indonesia, BHS dan ATLAS, resmi mengantongi Sertifikat Halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) pada awal 2025. Langkah ini menandai babak baru dalam industri tekstil Tanah Air, khususnya bagi produk yang digunakan dalam aktivitas ibadah umat Muslim. Sertifikasi ini diraih oleh PT Behaestex, selaku produsen kedua merek tersebut, setelah melalui proses audit dan verifikasi ketat yang dilakukan oleh Lembaga Pemeriksa Halal (LPH).