Pertumbuhan perdagangan pakaian, baik domestik maupun internasional, semakin berkembang pesat. Kehadiran merek-merek fashion internasional di Indonesia mempengaruhi keinginan masyarakat untuk memiliki produk dari brand tersebut, seringkali karena faktor status sosial dan gaya hidup. Fenomena ini memicu perilaku konsumtif yang lebih mengutamakan penampilan daripada kebutuhan riil, yang berdampak pada ekonomi, terutama bagi mereka dengan pendapatan terbatas. Munculnya minat masyarakat pada pakaian bekas impor atau yang dikenal sebagai Thrifting telah menciptakan pasar baru di Indonesia. Toko-toko Thrift Shop menjual pakaian bekas impor dengan brand-brand terkenal dan harga yang lebih terjangkau, menyediakan lapangan pekerjaan baru bagi sebagian orang. Namun, dampaknya tidak hanya sebatas ekonomi, tetapi juga terhadap lingkungan.
Industri tekstil di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menghadapi tantangan serius dalam beberapa tahun terakhir. Dampak dari penurunan ekspor tekstil, terutama pakaian jadi bukan rajutan, telah memicu perhatian dari berbagai pihak terkait, termasuk Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY. Menurut Kepala Disperindag DIY, Syam Arjayanti, penurunan ekspor tekstil sebesar 21% hingga Agustus 2023 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Penyebab utamanya dipengaruhi oleh faktor global, di mana terjadi perlambatan ekonomi dan penurunan permintaan akibat dari perang yang mempengaruhi sejumlah negara mitra dagang Indonesia. Dampak dari perang Rusia-Ukraina dan perang Israel-Palestina telah menambah ketidakpastian dalam perdagangan global.
Dalam tengah tren ekspansif Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Agustus 2023, keberlanjutan pertumbuhan ekonomi terhambat oleh tantangan yang dihadapi sektor manufaktur, khususnya pada industri padat karya seperti sepatu dan tekstil. Ancaman ini menjadi sorotan utama dalam dialog antara Wakil Ketua Bidang Kebijakan Publik Apindo, Danang Girindrawardana, dan Kepala Center of Industry, Trade and Investment INDEF, Andry Satrio Nugroho, yang menyoroti perlunya fokus pemerintah yang lebih luas di luar aktivitas politik.
Page 350 of 355