Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menilai keputusan pemerintah untuk tidak melanjutkan penerapan Bea Masuk Anti-Dumping (BMAD) terhadap bahan baku Polyester Oriented Yarn (POY) dan Draw Textured Yarn (DTY) sebagai langkah tepat guna menjaga keberlangsungan industri tekstil dan produk tekstil (TPT). Kebijakan ini diyakini dapat mencegah gejolak harga bahan baku yang berpotensi memicu pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di sektor padat karya.
Dugaan praktik mafia kuota impor kembali menyeruak di sektor tekstil. Lonjakan impor benang dan kain dituding sebagai pemicu utama runtuhnya industri tekstil dalam negeri. Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) menyebut praktik mafia kuota impor sebagai penyebab penutupan puluhan pabrik dan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) massal terhadap ratusan ribu pekerja.
Nilai tukar rupiah dibuka menguat pada perdagangan awal pekan ini setelah pernyataan Gubernur Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell dalam simposium Jackson Hole dinilai lebih lunak dari perkiraan.
Pertumbuhan industri tekstil Indonesia yang mulai menunjukkan tren positif justru diiringi dengan munculnya berbagai narasi negatif dari sejumlah pihak. Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando Emas, menilai hal ini dapat melemahkan upaya pemerintah dalam memperkuat daya saing industri tekstil di kancah global.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyoroti anomali di industri tekstil hulu yang berada di bawah naungan Asosiasi Produsen Benang Serat dan Filamen Indonesia (APSyFI). Di satu sisi, asosiasi ini kerap mendesak pemerintah agar memperketat impor, namun di sisi lain sejumlah anggotanya justru tercatat sebagai importir besar.
Page 44 of 241