Industri tekstil dalam negeri menghadapi ancaman serius akibat membanjirnya produk tekstil impor. Kondisi ini telah menyebabkan banyak perusahaan gulung tikar dan berpotensi menghilangkan nilai ekonomi industri tekstil yang mencapai Rp 235 triliun per tahun. Ketua Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI), Redma Gita Wirawasta, menyayangkan situasi ini, mengingat industri tekstil memiliki potensi besar dalam memberikan nilai tambah bagi perekonomian nasional.
Anggota Komisi III DPR, Rudianto Lallo, menyoroti tingginya volume impor tekstil dan produk tekstil (TPT) yang masuk ke Indonesia. Ia mendesak pemerintah untuk mengambil langkah konkret dalam menekan impor demi melindungi industri dalam negeri serta masyarakat yang bergantung pada sektor ini.
Indonesia semakin menunjukkan eksistensinya dalam industri tekstil berkelanjutan dengan berpartisipasi dalam pameran Source Fashion di Inggris. Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di London turut memfasilitasi sejumlah perusahaan tekstil nasional untuk menampilkan produk-produk unggulan dalam ajang fesyen berkelanjutan terbesar di Inggris dan Eropa tersebut.
Page 77 of 329