Industri tekstil di Indonesia, termasuk di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), saat ini menghadapi tantangan yang cukup serius. Menurut Sekretaris Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) DIY, Timotius Apriyanto, ada dua faktor utama yang menyebabkan industri ini masih lesu: kondisi geopolitik global dan masalah impor ilegal.
Sebuah bencana alam mengguncang PT Kahatex di Sumedang pada Rabu (21/2/2024) kemarin, ketika angin puting beliung melanda, menyebabkan kerusakan parah pada sejumlah gedung departemen perusahaan tekstil tersebut. Akibatnya, sekitar 2500 karyawan PT Kahatex terpaksa dirumahkan sementara waktu karena sejumlah gedung tidak dapat digunakan akibat rusak parah. Menurut Luddy Sutedja, Ketua Dewan Pengurus Kabupaten Asosiasi Pengusaha Indonesia (DPK Apindo) Kabupaten Sumedang dan Manajer Umum Bidang Humas dan Lingkungan di PT Kahatex, sejumlah gedung departemen mengalami kerusakan yang signifikan dan tidak dapat beroperasi karena terkena dampak langsung dari angin puting beliung.
TikTok, platform media sosial yang beberapa waktu lalu kerap dianggap sebagai ancaman bagi bisnis usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM) tekstil di Indonesia, kini menjadi salah satu pendorong utama dalam memperluas pasar bagi pelaku UKM yang mampu beradaptasi dengan digitalisasi. Salah satu contoh sukses adalah yang dialami oleh Kencana Putri Batik, yang berhasil meningkatkan penjualannya melalui TikTok dan Tokopedia. Putri Ajeng Bekti Pertiwi, pendiri Kencana Putri Batik, memilih TikTok sebagai platform penjualan sejak tahun 2021 karena melihat potensi besar dan tingginya interaksi yang ditawarkan. Ia menilai TikTok sebagai tempat yang cocok untuk mempromosikan produknya. Dengan memulai membuat konten video di TikTok, Putri berhasil mendapatkan tempat di for you page (FYP) TikTok dengan cepat, yang menjadi titik balik dalam membangun bisnisnya di platform tersebut.
Page 274 of 329