Aliansi Masyarakat Tekstil Indonesia (AMTI) secara tegas mendesak Presiden Jokowi untuk segera memecat Menteri Keuangan, Sri Mulyani. Desakan ini dilatarbelakangi oleh penilaian bahwa Sri Mulyani menjadi penyebab utama dari ambruknya industri tekstil lokal. Koordinator AMTI, Agus Riyanto, menyatakan bahwa hingga saat ini praktik importasi borongan terus terjadi tanpa ada tindakan tegas atau larangan dari Kementerian Keuangan.

Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) di Indonesia sedang mengalami masa sulit, di tengah tekanan persaingan yang semakin ketat dengan produk impor. Penurunan utilitas produksi yang signifikan menjadi salah satu indikator utama krisis ini. Pada Juni 2024, utilitas di sektor hulu hanya mencapai 55,28%, sementara di sektor hilir turun menjadi 77,4%. Kondisi ini memaksa banyak perusahaan tekstil untuk mengurangi pengeluaran, salah satunya dengan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) besar-besaran.

Satgas Impor Ilegal kembali mengungkap temuan besar dalam operasi terbaru mereka. Pada Senin, 19 Agustus 2024, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengumumkan bahwa Satgas berhasil mengamankan barang selundupan dengan total nilai mencapai Rp20,225 miliar. Temuan ini menunjukkan betapa seriusnya masalah penyelundupan barang di Indonesia, dan bagaimana upaya pemerintah untuk menindak tegas kegiatan ilegal tersebut.

Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Indonesia tengah menghadapi tantangan yang signifikan, terutama di semester kedua tahun ini. Di tengah persaingan yang semakin ketat dengan produk TPT impor, banyak perusahaan konveksi yang mengalami penurunan utilitas mesin hingga menyentuh angka 30%. Kondisi ini menambah tekanan pada industri yang sudah terpukul oleh gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) besar-besaran.

Industri tekstil dalam negeri tengah menghadapi krisis yang semakin parah. Berdasarkan laporan Rakyat Merdeka pada Sabtu, 15 Juni 2024, permintaan yang sepi dan derasnya produk tekstil impor telah memaksa banyak pengusaha untuk melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Serikat pekerja mencatat bahwa lebih dari 13.800 pekerja di sektor ini telah terkena PHK sepanjang tahun 2024. Bahkan, salah satu perusahaan tekstil di Pekalongan, Jawa Tengah, telah menutup operasinya pada bulan Juni, mengakibatkan 700 pekerja kehilangan pekerjaan.