Resesi ekonomi yang melanda Jepang dan Inggris ternyata tidak hanya menjadi masalah domestik bagi kedua negara tersebut, tetapi juga memiliki dampak yang dirasakan secara global, termasuk bagi ekspor Indonesia. Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eko Listiyanto, mengungkapkan bahwa sektor tekstil, alas kaki, hasil laut, dan perikanan Indonesia diperkirakan akan menjadi salah satu yang terdampak secara signifikan oleh resesi tersebut. Menurut Eko, meskipun dampaknya masih terbatas pada tahap ini, namun beberapa sektor ekspor Indonesia, seperti tekstil, alas kaki, hasil laut, dan perikanan, kemungkinan akan merasakan pengaruhnya. Hal ini terutama terlihat seiring dengan menipisnya surplus dagang Indonesia.

Dalam persiapan menyambut bulan suci Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri, pengusaha konveksi dan tekstil rumahan tengah bergerak cepat menghadapi lonjakan permintaan yang diharapkan. Ketua Indonesia Pengusaha Konveksi Berkarya (IPKB), Nandi Herdiaman, memproyeksikan kinerja industri kecil menengah (IKM) tekstil dapat meningkat hingga 70 persen pada bulan Februari ini. Menurut Nandi, pada bulan Januari lalu, kinerja IKM tekstil sudah mencapai angka 30 persen, dan ia berharap akan melonjak hingga 70 persen menjelang akhir bulan ini. Saat ini, anggota IPKB sudah mulai menerima pesanan dari berbagai pemilik merek yang akan dijual pada periode Ramadan dan jelang Idul Fitri. Bahkan, pesanan untuk hari raya umat Muslim ini sudah masuk sejak awal tahun ini.

Anggota Parlemen Eropa telah memberikan dukungan yang kuat terhadap aturan baru yang dirancang untuk mengurangi tumpukan pakaian bekas dan limbah tekstil lainnya yang dihasilkan di Uni Eropa setiap tahun. Aturan yang lebih ketat ini juga memaksa produsen untuk mengatasi masalah yang terus meningkat dengan biaya mereka sendiri. Revisi terhadap EU Waste Framework Directive (WFD) oleh Komite Lingkungan Parlemen Eropa menjadi tonggak penting dalam upaya mengatasi masalah limbah tekstil dan makanan yang terus meningkat. Dengan dukungan yang luar biasa, 72 anggota parlemen mendukung revisi tersebut, sementara hanya 3 yang menentang.