Industri tekstil di Indonesia telah lama menjadi salah satu sektor utama dalam ekonomi negara ini. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, industri tekstil di Indonesia mengalami berbagai tantangan yang serius. Salah satu tantangan utama yang perlu segera ditangani oleh pemerintah adalah masalah pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terus terjadi di sektor ini.
Upaya pemerintah dalam membatasi impor tekstil belum memberikan hasil yang diharapkan. Kebijakan pembatasan impor yang diterapkan belum mampu membantu industri tekstil dan produk tekstil (TPT) untuk pulih dari keterpurukan yang sedang dihadapinya. Akibatnya, ribuan pekerja industri TPT harus merasakan pahitnya PHK. Menurut data dari Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN), sekitar 6.500 pekerja TPT telah terkena PHK selama periode Januari hingga Oktober 2023. PHK ini terjadi di tujuh perusahaan tekstil yang tersebar di wilayah Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
Presiden KSPN, Ristadi, mengungkapkan kekhawatiran atas kondisi industri TPT yang belum membaik. Menurutnya, dampak dari kebijakan pembatasan impor akan terasa setidaknya enam bulan setelah kebijakan tersebut berlaku. Ini menunjukkan bahwa langkah pemerintah untuk melindungi industri TPT dari produk impor belum memberikan hasil yang diharapkan.
Kondisi sulit di industri tekstil ini juga mendapatkan dukungan dari Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Jemmy Kartiwa Sastraatmaja. Menurutnya, utilisasi industri TPT terus mengalami penurunan. Selain akibat banjir produk impor, permintaan terhadap tekstil dan produk tekstil serta pakaian jadi di dalam negeri juga sedang mengalami penurunan.
Pemerintah perlu bertindak cepat dan bijaksana untuk mengatasi masalah ini. Langkah-langkah yang diperlukan termasuk mempertimbangkan kembali kebijakan pembatasan impor, memberikan dukungan kepada industri TPT untuk meningkatkan daya saing mereka, dan menciptakan peluang kerja baru. Industri tekstil memiliki potensi besar untuk menggerakkan ekonomi negara, dan menjaga stabilitas sektor ini adalah kunci keberhasilan jangka panjang.
Selain itu, penting juga untuk mendengarkan masukan dari para pemangku kepentingan, termasuk serikat pekerja dan asosiasi industri, untuk mencapai solusi yang tepat. Dengan kerja sama yang baik antara pemerintah, industri, dan pekerja, kita bisa bersama-sama mengatasi tantangan besar yang dihadapi industri tekstil di Indonesia.