Bank DBS Indonesia telah memberikan fasilitas kredit berbasis keberlanjutan atau sustainability-linked trade facility (SLTF) kepada PT Indo-Rama Synthetics Tbk (INDR), salah satu emiten produsen benang pintal dan poliester yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sebagai bagian dari grup Indorama Corporation Pte. Ltd, Singapura, INDR menerima fasilitas kredit sebesar US$10 juta dari Bank DBS pada tahun lalu. Dana ini akan digunakan untuk mendukung transisi energi dari pembangkit listrik tenaga batu bara ke sumber yang lebih ramah lingkungan serta meningkatkan efisiensi energi di pabrik Purwakarta.

Presiden Direktur Bank DBS Indonesia, Lim Chu Chong, menegaskan dedikasi perusahaannya untuk menyediakan solusi perbankan yang mendukung pertumbuhan bisnis berkelanjutan. “Komitmen kami untuk mendukung perjalanan keberlanjutan klien kami tercermin oleh peluncuran fasilitas sustainability-linked trade untuk Indorama,” ujarnya dalam siaran pers.

Managing Director dan Group Chief Financial Officer Indorama, Vishnu Baldwa, menyambut positif kemitraan strategis ini. Ia menilai fasilitas ini tidak hanya mendukung kebutuhan pembiayaan perdagangan perusahaan, tetapi juga memperkuat komitmen Indorama dalam mengintegrasikan praktik ESG (environmental, social, governance) di seluruh aspek operasionalnya.

Secara finansial, hingga akhir September 2024, INDR mencatatkan rugi sebesar US$9,67 juta, berkurang hampir setengah dibandingkan rugi sebesar US$17,6 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan perusahaan pada periode sembilan bulan tersebut tumbuh menjadi US$414,52 juta dari US$398,75 juta. Namun, beban pokok pendapatan meningkat menjadi US$414,51 juta dari US$407,91 juta, sehingga margin keuntungan tetap tertekan.

Langkah Bank DBS memberikan dukungan kredit berbasis keberlanjutan ini menunjukkan komitmen sektor perbankan dalam mendorong adopsi praktik bisnis yang lebih ramah lingkungan dan bertanggung jawab, sejalan dengan tujuan global untuk mengatasi perubahan iklim.