Pemerintah menyiapkan pembiayaan khusus senilai Rp2 triliun bagi industri tekstil dan furnitur dalam negeri guna memperkuat kinerja ekspor kedua sektor tersebut. Skema kredit ini akan disalurkan melalui Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dengan bunga kompetitif sebesar 6 persen.

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menjelaskan, kebijakan ini merupakan respons atas usulan pengusaha yang sebelumnya mengajukan kebutuhan pembiayaan hingga Rp16 triliun. Namun, pada saat itu pemerintah belum mampu memenuhi seluruh permintaan tersebut. “Sekarang kita siapkan Rp2 triliun untuk perusahaan tekstil maupun furnitur,” ujar Purbaya dalam taklimat media di kantornya, Jakarta, Rabu (24/12/2025).

Purbaya menegaskan bahwa fasilitas pembiayaan ini sudah dapat diakses oleh pelaku usaha melalui LPEI yang berada di bawah naungan Kementerian Keuangan. Meski demikian, kredit tersebut diprioritaskan bagi perusahaan yang memiliki orientasi ekspor. “Mereka bisa datang ke LPEI, bunganya 6 persen. Itu yang saya janjikan, sudah bisa datang,” katanya.

Sebelumnya, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia melakukan pertemuan dengan Menteri Keuangan untuk membahas dukungan pembiayaan bagi sektor furnitur dan elektronik. Ketua Umum Kadin Anindya Bakrie menyebutkan, pertemuan tersebut menyoroti kebutuhan deregulasi dan insentif, khususnya terkait pendanaan dengan bunga yang lebih rendah agar pelaku usaha bisa lebih kompetitif.

Menurut Anindya, sektor furnitur memiliki potensi besar di pasar global dengan nilai mencapai sekitar US$300 miliar. Namun, kontribusi Indonesia masih tergolong kecil, yakni sekitar US$2,5 miliar. Padahal, sektor ini menyerap sekitar 2,5 juta pelaku usaha yang sebagian besar merupakan UMKM. Karena itu, ia menilai dukungan pembiayaan murah harus dibarengi dengan asistensi akses pasar, termasuk ekspor dan pendampingan teknis.

“Kalau UMKM bukan hanya dananya harus murah dan tersedia, tapi juga perlu asistensi untuk akses pasar dan teknis, karena tantangannya berbeda dengan perusahaan besar,” ujar Anindya.

Melalui skema kredit Rp2 triliun ini, pemerintah berharap industri tekstil dan furnitur nasional mampu meningkatkan daya saing, memperluas pasar ekspor, serta memperkuat peran UMKM dalam rantai nilai global.