Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di Indonesia telah melalui tahun yang penuh tantangan pada tahun 2023. Dampak dari pandemi Covid-19 masih terasa, menyebabkan industri ini mengalami goncangan yang signifikan. Langkah-langkah sulit, seperti pemutusan hubungan kerja, harus diambil untuk menjaga kelangsungan bisnis di tengah situasi yang sulit. Namun, meski tantangan besar telah dihadapi pada tahun sebelumnya, industri TPT masih dihadapkan pada sejumlah masalah di tahun 2024. Kebijakan kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) yang diterapkan pemerintah menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan. Tidak hanya itu, kekhawatiran akan meningkatnya impor produk TPT, baik secara legal maupun ilegal, turut menghantui industri lokal akibat pelemahan ekonomi global.
PT Asia Pacific Fibers Tbk (POLY), emiten industri serat sintetis, bersiap menerapkan beberapa strategi untuk menghadapi tantangan di tahun mendatang. Manajemen POLY menetapkan target penjualan bersih tahun ini sebesar US$390 juta, meningkat 30,87% dari proyeksi penjualan tahun 2023 sebesar US$298 juta. POLY telah mengalokasikan anggaran belanja modal (Capex) sebesar US$4 juta pada tahun ini. Prama Yudha Amdan, Head of Corporate Communications and PR Asia Pacific Fibers, menyoroti penurunan drastis rata-rata utilisasi industri. Tingkat pemanfaatan POLY sendiri mencapai sekitar 60%-70%.
Trisula International Tbk (TRIS) tetap berkomitmen untuk mendorong penjualan di pasar ekspor sepanjang tahun 2024. Perseroan menargetkan untuk mempertahankan kontribusi penjualan dari ekspor pada kisaran 50-60% sepanjang tahun. Pasar ekspor memperkuat posisi TRIS di antara eksportir tekstil dan garmen. Setelah menjalin kemitraan di berbagai pasar internasional, terutama Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, Inggris, Singapura, dan Jepang, perusahaan secara aktif menjajaki cara untuk memperluas pasar ekspornya saat ini.
Menjajaki Potensi Tambang Emas Diantara 8 IPO Mendatang di Tahun 2024: Mana yang Paling Menjanjikan?
Memasuki tahun baru 2024, Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki deretan delapan perusahaan yang mengantri debut melalui Initial Public Offering (IPO). Emiten potensial ini berasal dari berbagai sektor mulai dari kontraktor, energi, pertambangan, industri bahan baku makanan, serta perhotelan dan restoran. Perusahaan-perusahaan ini akan meresmikan sahamnya pada Januari 2024.
Pada awalnya, keputusan tegas dari Presiden Joko Widodo mengenai larangan perdagangan pakaian bekas mengguncang masyarakat. Namun, keputusan ini tidak hanya menggetarkan para pedagang pakaian bekas, tetapi juga meruncingkan perhatian pada dampak sosial yang mungkin terjadi. Pada saat kebijakan ini diberlakukan, Kota Medan, khususnya, mengalami kegelisahan. Di tengah riuhnya keramaian, satu nama memancar: Simonza. Masyarakat dari berbagai kalangan di Kota Medan mengenal Simonza sebagai konsumen setia pakaian bekas impor yang terkenal dengan brand ternama namun harga terjangkau.
Page 237 of 255