Universitas Institut Pertanian Bogor (IPB) sedang melakukan penelitian terkait bahan selulosa seperti kapas untuk bahan dasar tekstil dan kertas linear untuk kemasan, serta bahan non-selulosa untuk kemasan aktif yang memiliki potensi besar dalam pengembangan agro-industri berkelanjutan.

Ahli teknologi industri IPB University, Profesor Farah Fahma, di Kota Bogor, pada hari Senin, menjelaskan bahwa dari dua jenis bahan tersebut, kapas adalah bahan yang banyak diimpor karena keterbatasan bahan baku. "Salah satu potensi besar yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung agro-industri berkelanjutan adalah pengembangan bahan berbasis selulosa dan nanoselulosa," kata Farah Fahma.

Farah menjelaskan bahwa selulosa adalah komponen utama dinding sel tumbuhan bersama dengan hemiselulosa dan lignin, dan merupakan homopolimer linear, terdiri dari unit anhidro-glukosa yang dihubungkan oleh ikatan β-1,4 dengan unit pengulangan selobiosa.

Unit anhidroglukosa terdiri dari tiga gugus hidroksil yang membentuk ikatan hidrogen inter- dan intramolekuler yang kuat. Selulosa dapat diisolasi dari berbagai sumber, seperti tanaman, kayu, bakteri, tunikata, dan lainnya.

Serat selulosa ini biasanya memiliki diameter sekitar 10-50 μm dengan derajat polimerisasi (DP) berkisar antara 1500 hingga 3500, tergantung pada sumber dan proses isolasi.

Secara umum, selulosa diisolasi dengan dua perawatan utama, yaitu pelurusan lignin dan penghilangan hemiselulosa.

"Produksi tekstil di Indonesia masih bergantung pada impor kapas sebagai bahan baku selulosa. Dalam beberapa tahun terakhir, industri tekstil Indonesia menghadapi keterbatasan dalam pasokan kapas sebagai bahan baku pembuatan benang tekstil," katanya.

Kondisi ini, kata Farah, membuat penelitian dan pengembangan serat tekstil dari sumber non-kapas menjadi sangat penting untuk menjaga keberlanjutan industri tekstil Indonesia. Serat alami seperti abaka, rami, kenaf, dan daun nanas memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai alternatif untuk kapas dalam industri tekstil.

Proses ekstraksi dan pengolahan serat masih merupakan tantangan tersendiri.