Sekitar tiga juta pekerja di industri tekstil nasional kini berada di ambang pemutusan hubungan kerja (PHK). Ancaman ini muncul akibat menumpuknya hasil produksi yang tak terserap pasar domestik, ditambah penurunan permintaan ekspor. Industri padat karya ini pun menghadapi masa-masa sulit di tengah serbuan barang tekstil impor ilegal yang membanjiri pasar dalam negeri.

Dalam persaingan industri fesyen yang semakin dinamis, kehadiran brand lokal dengan identitas kuat menjadi kunci untuk tetap relevan dan diminati. Intresse adalah salah satu contoh sukses brand modest wear yang mampu mencuri perhatian lewat kombinasi harmonis antara warisan budaya Nusantara dan pendekatan modern berbasis teknologi tekstil.

Gelombang masuknya barang impor ilegal ke Indonesia kini menjadi ancaman nyata bagi kelangsungan industri padat karya, terutama sektor tekstil, sandang, dan kulit. Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) memperkirakan sekitar 3 juta pekerja berpotensi kehilangan pekerjaan akibat serbuan barang-barang murah dari luar negeri, baik berupa bahan baku seperti benang dan kain, maupun produk jadi tekstil.