Pasar tekstil dan garmen domestik kini menghadapi ancaman serius akibat membanjirnya produk impor, terutama dari Tiongkok. Sayangnya, fenomena ini tidak dibarengi dengan peningkatan daya beli masyarakat, sehingga menimbulkan dampak negatif bagi industri tekstil dalam negeri.
Komunitas sablon di Bali mendapat sorotan melalui acara End Year Sale Nirwana Textile, yang digelar pada Sabtu, 21 Desember 2024. Acara ini menjadi kolaborasi apik antara Nirwana Textile dan komunitas sablon Basic, sekaligus menciptakan wadah untuk mempererat hubungan antar pelaku industri sablon dan tekstil di Bali.
Mahkamah Agung (MA) telah menolak permohonan kasasi yang diajukan PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex terkait status pailit yang diputuskan oleh Pengadilan Niaga Semarang. Keputusan ini menjadikan status pailit Sritex, salah satu perusahaan tekstil terbesar di Indonesia, resmi dan inkrah secara hukum.
Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12% telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku industri tekstil, termasuk di Kota Tegal. Jamal Alkatiri, pemilik PT. Asaputex Jaya, yang telah mengekspor produknya hingga ke Timur Tengah, menyampaikan bahwa kebijakan ini memberatkan pengusaha di sektor tersebut.
Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker), Immanuel Ebenezer, menanggapi keluhan Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament (APSyFI) yang menuding maraknya impor ilegal sebagai salah satu penyebab utama melemahnya industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di Indonesia. Dampak dari kondisi ini disebut telah memicu penutupan pabrik dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal terhadap ratusan ribu pekerja.
Page 122 of 255