Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) sedang menantikan hasil evaluasi terkait kebijakan larangan terbatas (lartas) impor. Hal ini dinyatakan dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 3 Tahun 2024, yang memodifikasi Permendag Nomor 36 Tahun 2023 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor. Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Kemaritiman, Investasi, dan Luar Negeri Kadin Indonesia, Shinta Widjaja Kamdani, menyatakan bahwa implementasi aturan lartas impor ini masih memerlukan sosialisasi yang lebih baik. Menurutnya, masih banyak miskonsepsi terjadi karena kurangnya pemahaman mengenai aturan tersebut.

Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di Indonesia telah mengalami goncangan yang signifikan sejak akhir tahun 2022 hingga 2023. Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) melaporkan bahwa sebanyak 1 juta karyawan telah dirumahkan atau terkena gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam periode tersebut. Penyebab utamanya adalah penurunan utilisasi kapasitas produksi yang terus menerus terjadi di sejumlah pabrik. Ketua Umum APSyFI, Redma Gita Wirawasta, memproyeksikan bahwa dalam kuartal kedua tahun ini, utilisasi industri TPT dapat naik hingga mencapai 55%, dengan perkiraan penyerapan tenaga kerja sebanyak 100.000 orang. Optimisme ini dipicu oleh kebijakan pemerintah dalam mengatur lalu lintas impor melalui Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 36/2023 yang mulai berlaku sejak 10 Maret 2024.

Pada tanggal 20-23 Maret 2024, Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta menjadi tuan rumah bagi perhelatan terbesar dalam industri tekstil dan garmen di Asia Tenggara, yaitu INDO INTERTEX & INATEX 2024. Di tengah sorotan acara ini, salah satu peserta yang menonjol adalah PT. South Pacific Viscose (SPV), bagian dari Lenzing Group, produsen kelas dunia dan pemimpin dalam teknologi serat khusus berbahan dasar kayu. Partisipasi Lenzing dalam acara tersebut menegaskan komitmennya dalam menyediakan inovasi dan teknologi sebagai solusi untuk menciptakan industri tekstil dan pakaian yang berkelanjutan, terutama untuk mendukung pertumbuhan bisnis fashion lokal di Indonesia. Winston A. Mulyadi, Commercial Head in Textiles Business, SEA & Oceania, Lenzing Group, menegaskan hal ini, "Kami berkomitmen untuk berkolaborasi dan mendukung berbagai merek fashion lokal Indonesia dalam menerapkan bahan tekstil atau serat kain yang lebih ramah lingkungan."