India berencana memangkas tarif impor untuk berbagai kebutuhan produksi, termasuk sektor tekstil dan elektronik, guna mendorong pertumbuhan industri manufaktur domestik dan meningkatkan ekspor. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat daya saing produk India di pasar global serta membuka lebih banyak lapangan pekerjaan.

Menteri Keuangan India, Nirmala Sitharaman, mengumumkan bahwa tarif impor untuk beberapa komoditas mineral seperti kobalt, seng, dan timbal—yang sebelumnya dikenakan bea masuk sebesar 5%—akan dihapus. Selain itu, bea masuk pada mesin yang digunakan dalam produksi baterai lithium-ion kendaraan listrik dan ponsel juga akan dihilangkan. Kebijakan ini dijadwalkan berlaku efektif mulai 2 Februari.

Menurut Sitharaman, pemangkasan tarif ini bertujuan untuk mendukung manufaktur dalam negeri, mendorong ekspor, serta memberikan kemudahan bagi pelaku industri dan masyarakat. Untuk lebih meningkatkan daya saing sektor kulit dan tekstil, pemerintah juga akan mengurangi bea cukai pada sejumlah produk tertentu.

Keputusan ini dinilai strategis dalam upaya menarik investor dan perusahaan yang ingin mendiversifikasi rantai pasokan mereka dari China. Selain itu, kebijakan ini juga diharapkan dapat mengurangi dampak dari kebijakan tarif universal yang diterapkan oleh Presiden AS, Donald Trump.

Sejumlah produk yang mengalami pemangkasan tarif di antaranya adalah esensi penyedap sintetis untuk makanan dan minuman yang turun menjadi 20% dari sebelumnya 100%, serta bea masuk untuk kulit wet blue yang dikurangi menjadi nol dari sebelumnya 10%. Komponen teknologi seperti modul kamera dan papan sirkuit cetak juga mengalami penghapusan tarif dari 2,5% menjadi nol.

Di sektor telekomunikasi, tarif impor ethernet kelas operator berkurang dari 20% menjadi 10%, sementara bea masuk untuk barang yang digunakan dalam pembuatan kendaraan peluncuran dan satelit dihapus dari 5% menjadi nol. Selain itu, tarif untuk bagian dari mainan elektronik dipangkas dari 70% menjadi 20%, sedangkan untuk sepeda motor berkapasitas mesin 1600 cc yang sepenuhnya dibangun, tarifnya turun dari 50% menjadi 40%.

Tak hanya industri teknologi dan otomotif, sektor perikanan juga mendapat perhatian. Tarif impor ikan beku dikurangi dari 30% menjadi 5% guna meningkatkan daya saing India di pasar makanan laut global.

Kebijakan ini menunjukkan komitmen India dalam memperkuat industri manufaktur domestik dan menarik investasi asing. Dengan tarif impor yang lebih rendah, diharapkan produksi lokal dapat meningkat dan ekspor produk manufaktur India semakin kompetitif di pasar internasional.