Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Indonesia tengah berada di ambang krisis serius. Berita tentang tumbangnya berbagai pabrik tekstil, baik skala kecil maupun besar, semakin sering terdengar. Salah satu peristiwa yang menjadi sorotan adalah pailitnya PT Sri Rejeki Isman (Sritex) pada Oktober lalu, yang menandai betapa rapuhnya sektor ini. Kondisi ini semakin diperparah oleh penolakan kasasi Sritex oleh Mahkamah Agung, yang menunjukkan keterbatasan opsi hukum dan bisnis yang tersedia bagi industri tekstil dalam negeri.
Sepanjang tahun 2024, lebih dari 80 ribu tenaga kerja di Indonesia terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), meningkat signifikan dibandingkan 57.923 pekerja pada periode yang sama tahun sebelumnya. Lonjakan ini menjadi alarm bagi berbagai sektor industri, terutama tekstil, yang menjadi salah satu sektor paling terdampak.
Pasar tekstil dan garmen domestik kini menghadapi ancaman serius akibat membanjirnya produk impor, terutama dari Tiongkok. Sayangnya, fenomena ini tidak dibarengi dengan peningkatan daya beli masyarakat, sehingga menimbulkan dampak negatif bagi industri tekstil dalam negeri.
Page 106 of 329