Industri tekstil Indonesia, yang seharusnya menjadi tulang punggung dalam perekonomian negara, kini terjepit dalam krisis yang dalam. Menurut Asosiasi Produsen Serta dan Benang Filament Indonesia (APSyFI), produk tekstil impor kini menguasai hingga 70 persen pasar dalam negeri. Fenomena ini tidak hanya menghambat pertumbuhan industri lokal tetapi juga mengancam keberlangsungan bisnis para produsen dalam negeri. Ketua Umum APSyFI, Redma Gita Wirawasta, menyoroti bahwa dominasi produk impor telah menempatkan industri tekstil Indonesia dalam posisi terburuk dalam 20 tahun terakhir. Bahkan momen penting seperti Ramadhan dan Lebaran yang biasanya menjadi pemicu pertumbuhan bisnis tidak lagi memberikan harapan yang cukup bagi para pelaku industri tekstil. Redma mengungkapkan bahwa optimisme para pengusaha tekstil sangat minim, mengingat barang-barang impor telah menguasai sebagian besar pasar.

Pada 5–7 Februari 2024, Kementerian Perdagangan RI (Kemendag) dan Kedubes RI Paris bersinergi dalam mengikuti pameran produk tekstil, Texworld Paris, yang diselenggarakan di Porte Des Versailles, Paris, Prancis. Partisipasi Indonesia dalam Texworld Paris Februari 2024 mencatatkan potensi transaksi sementara untuk produk tekstil sebesar USD 20 juta atau setara dengan Rp 312 miliar untuk satu tahun ke depan. Ini menandai keberhasilan Indonesia sebagai salah satu produsen utama garmen dunia yang penting dalam arena internasional.

Indonesia Fashion Week kembali hadir dengan sorotan yang memikat pada kekayaan budaya Indonesia. Tahun ini, dalam rangkaian Indonesia Fashion Week 2024, fokus dipersembahkan secara khusus untuk keindahan budaya Betawi. Acara bergengsi ini akan digelar di Jakarta Convention Center (JCC) mulai dari tanggal 27 hingga 31 Maret 2024, menampilkan keterlibatan ratusan desainer dan peserta pameran. Dengan tema "Langgam Jakarta Teranyam", Indonesia Fashion Week 2024 berusaha memperlihatkan esensi kekayaan budaya Betawi. Poppy Dharsono, Ketua Umum Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI), menjelaskan, "Tema ini mencerminkan semangat persatuan dan keragaman melalui bidang mode. Melalui 'Langgam Jakarta Teranyam', kami ingin menggambarkan keragaman tradisi Melayu, Tiongkok, Arab, dan Eropa yang berpadu dalam keindahan khas budaya Betawi."