Pada tahun 2023, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan berhasil mengumpulkan penerimaan negara sebesar Rp 286,2 triliun. Meskipun terjadi penurunan dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 317,8 triliun, pencapaian ini naik dari realisasi tahun 2021 sebesar Rp 269,2 triliun. Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, pencapaian Bea Cukai mencapai 95,4% dari target APBN. Rinciannya, penerimaan tersebut terdiri dari cukai senilai Rp 221,8 triliun, bea masuk senilai Rp 50,8 triliun, dan bea keluar senilai Rp 13,9 triliun.

Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di Indonesia telah melalui tahun yang penuh tantangan pada tahun 2023. Dampak dari pandemi Covid-19 masih terasa, menyebabkan industri ini mengalami goncangan yang signifikan. Langkah-langkah sulit, seperti pemutusan hubungan kerja, harus diambil untuk menjaga kelangsungan bisnis di tengah situasi yang sulit. Namun, meski tantangan besar telah dihadapi pada tahun sebelumnya, industri TPT masih dihadapkan pada sejumlah masalah di tahun 2024. Kebijakan kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) yang diterapkan pemerintah menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan. Tidak hanya itu, kekhawatiran akan meningkatnya impor produk TPT, baik secara legal maupun ilegal, turut menghantui industri lokal akibat pelemahan ekonomi global.

PT Asia Pacific Fibers Tbk (POLY), emiten industri serat sintetis, bersiap menerapkan beberapa strategi untuk menghadapi tantangan di tahun mendatang. Manajemen POLY menetapkan target penjualan bersih tahun ini sebesar US$390 juta, meningkat 30,87% dari proyeksi penjualan tahun 2023 sebesar US$298 juta. POLY telah mengalokasikan anggaran belanja modal (Capex) sebesar US$4 juta pada tahun ini. Prama Yudha Amdan, Head of Corporate Communications and PR Asia Pacific Fibers, menyoroti penurunan drastis rata-rata utilisasi industri. Tingkat pemanfaatan POLY sendiri mencapai sekitar 60%-70%.