Tahun 2024 diperkirakan akan menjadi masa di mana perekonomian Indonesia akan menghadapi tekanan kuat dari berbagai tantangan global. Mulai dari masalah inflasi yang tinggi di pasar global, suku bunga yang tetap tinggi dalam jangka waktu yang lama, hingga ketegangan geopolitik yang mempengaruhi perdagangan dan harga-harga komoditas. Namun, optimisme terpancar dari pemerintah yang meyakini bahwa ekonomi Indonesia akan tetap tumbuh dengan kuat. Konsumsi masyarakat yang meningkat, didukung oleh kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) dan gaji ASN di tahun 2024, bersama dengan momentum Pemilu 2024 diharapkan menjadi angin segar bagi beberapa sektor industri di tanah air.
Dalam dunia fashion, tren tidak pernah berhenti. Kenzo Takada pernah mengatakan, "Fashion is like eating; You shouldn't stick to the same menu." Pandangan ini menjadi cermin bagi banyak remaja yang merasa perlu menyegarkan gaya mereka dengan mencari tahu tren terbaru. Salah satu tren yang semakin diminati adalah thrifting, yaitu kegiatan membeli pakaian bekas merek ternama dari luar negeri dengan harga miring. Di Indonesia, tren ini semakin populer dan telah menjadi alternatif bagi banyak remaja untuk mendapatkan pakaian dengan harga terjangkau dan gaya yang unik.
Pada tahun 2023, pemerintah menerbitkan Peraturan Menteri Perdagangan No 36 yang memuat kebijakan dan regulasi terkait impor di Indonesia. Salah satu poin yang menuai perdebatan adalah terkait impor tekstil dan produk tekstil (TPT) batik untuk keperluan instansi atau lembaga kementerian serta kepentingan umum. Direktur Impor Ditjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag, Arif Sulisty, menegaskan bahwa pemberian izin terkait impor TPT batik akan dilakukan dengan sangat selektif. Alasannya, Indonesia sebagai negara kaya akan batik perlu mempertimbangkan agar pasar batik lokal tidak tergusur oleh produk impor dari luar negeri.
Page 301 of 324