Industri tekstil Indonesia telah mendapatkan dorongan positif dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) No. 5/2024 tentang Tata Cara Penerbitan Pertimbangan Teknis Impor Tekstil, Produk Tekstil, Tas, dan Alas Kaki. Aturan ini memberikan panduan yang jelas bagi pelaku industri dalam mengelola impor bahan baku, dengan tujuan utama menjaga kestabilan pasokan dan permintaan di dalam negeri. Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) menyambut baik langkah ini, menyatakan bahwa kekhawatiran akan kelangkaan bahan baku tekstil dan produk tekstil telah mereda. Ketua Umum APSyFI, Redma Gita Wirawasta, mengungkapkan bahwa aturan teknis yang dikeluarkan cukup adil dan akan membantu menjaga keseimbangan antara pasokan dan permintaan domestik.

Peraga Expo akan kembali menggelar Indo Intertex, pameran tekstil dan garmen terkemuka di Asia Tenggara, yang akan diselenggarakan pada pertengahan Maret 2024 di Jakarta International Expo. Acara ini diharapkan akan menjadi platform bagi lebih dari 600 perusahaan dari 16 negara yang akan memamerkan teknologi dan inovasi terbaru mereka. Direktur Peraga Expo, Paul Kingsen, menegaskan bahwa Indo Intertex 2024 akan menjadi wadah yang penting bagi para pelaku industri tekstil di Indonesia. Salah satu fokus utama acara ini adalah kampanye keberlanjutan dengan tujuan untuk mengurangi sampah tekstil.

Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di Indonesia masih bergelombang dalam pemutusan hubungan kerja (PHK), demikian diungkapkan oleh para pengusaha tekstil dalam negeri. Serikat pekerja juga membenarkan adanya fenomena ini. Salah satu penyebab utama dari gelombang PHK yang masih terjadi di industri TPT adalah masifnya serbuan barang impor yang semakin menekan porsi produk lokal di pasar domestik. Para pengusaha tekstil nasional merasa terbebani karena, selain tekanan ekspor yang belum membaik sesuai harapan, mereka juga tidak bisa mengandalkan pasar domestik.