Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) tidak hanya menjadi tulang punggung ekonomi, tetapi juga menjadi fokus utama dalam upaya transisi menuju produksi yang lebih ramah lingkungan di Indonesia. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen untuk memperkuat ekosistem produksi hijau dengan memfasilitasi penerapan Standar Industri Hijau (SIH) di sejumlah perusahaan manufaktur. Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Andi Rizaldi, menegaskan bahwa langkah ini adalah bagian dari upaya pemerintah untuk menjadi mitra tranformasi dari industri dengan menyediakan infrastruktur mutu sekaligus infrastruktur berkelanjutan. "Kami menghadirkan balai-balai industri sebagai mitra transformasi dalam upaya memajukan industri dengan fokus pada kualitas dan keberlanjutan," ujarnya di Jakarta pada Selasa (5/12).

Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) telah lama menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia. Namun, tantangan tak henti menerpa, terutama dalam aspek daya saing di pasar global dan tanggung jawab terhadap lingkungan. Dalam menanggapi tekanan ini, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) membuka pintu untuk inovasi dan peningkatan kinerja melalui pengembangan produk ramah lingkungan. Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Andi Rizaldi, menyoroti adanya peluang besar dalam pasar produk industri hijau, termasuk di sektor TPT. Dalam sebuah pernyataan, Andi menyatakan, "Pemerintah terus berupaya memperkuat ekosistem industri hijau melalui kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan."

Pertumbuhan konsumsi produk manufaktur selama periode Natal, Tahun Baru (Nataru), dan Pemilihan Umum (Pemilu) telah menjadi sorotan sejumlah pelaku usaha. Meski ada optimisme terkait pertumbuhan konsumsi, pandangan dari sejumlah pemimpin asosiasi bisnis menunjukkan kenaikan yang tidak terlalu signifikan. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Kamdani, menyoroti peningkatan konsumsi yang cenderung moderat. "Parameter penjualan ritel hanya naik sedikit, kurang dari 0,5% year-over-year dibandingkan bulan sebelumnya," ujarnya, mencermati pola pertumbuhan konsumsi yang lebih terukur.