Indonesia Fashion Week kembali hadir dengan sorotan yang memikat pada kekayaan budaya Indonesia. Tahun ini, dalam rangkaian Indonesia Fashion Week 2024, fokus dipersembahkan secara khusus untuk keindahan budaya Betawi. Acara bergengsi ini akan digelar di Jakarta Convention Center (JCC) mulai dari tanggal 27 hingga 31 Maret 2024, menampilkan keterlibatan ratusan desainer dan peserta pameran. Dengan tema "Langgam Jakarta Teranyam", Indonesia Fashion Week 2024 berusaha memperlihatkan esensi kekayaan budaya Betawi. Poppy Dharsono, Ketua Umum Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI), menjelaskan, "Tema ini mencerminkan semangat persatuan dan keragaman melalui bidang mode. Melalui 'Langgam Jakarta Teranyam', kami ingin menggambarkan keragaman tradisi Melayu, Tiongkok, Arab, dan Eropa yang berpadu dalam keindahan khas budaya Betawi."

Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI), Redma Gita Wirawasta, mengingatkan akan potensi serbuan barang impor, terutama dari China, yang bisa membanjiri pasar domestik Indonesia kembali. Dalam pernyataannya, Redma menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi pasar domestik yang bisa semakin buruk jika hal tersebut terjadi. Pertumbuhan ekonomi China yang tidak sesuai dengan ekspektasi telah memberikan dampak negatif terhadap perekonomian beberapa negara, termasuk Jepang yang dilaporkan mengalami resesi. Dampak ini kemungkinan akan berlanjut hingga ke Indonesia, termasuk dalam bentuk tumpahan barang dari China.

PT Pan Brothers Tbk (PBRX), salah satu perusahaan tekstil terkemuka di Indonesia, telah mengalokasikan anggaran belanja modal (capex) sebesar US$ 3 juta hingga US$ 5 juta untuk tahun 2024, jumlah yang sama dengan tahun sebelumnya. Hal ini diungkapkan oleh Elysia, Sekretaris Perusahaan PBRX, pada Kamis (22/02). Meskipun penjualan PBRX masih didominasi oleh ekspor, perusahaan menyaksikan peningkatan dalam penjualan lokal menjelang masa Lebaran. Meskipun dampaknya relatif kecil terhadap operasi keseluruhan, permintaan domestik meningkat sebesar 10%-20% untuk produk-produk yang ditujukan untuk pasar dalam negeri.