Industri tekstil di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih menghadapi tantangan yang serius meskipun upaya untuk memperbaiki kondisinya terus dilakukan. Salah satu aspek utama yang memengaruhi industri ini adalah kondisi geopolitik global yang belum stabil. Timotius Apriyanto, Sekretaris Umum BPD Asosiasi Petekstilan Indonesia (API) DIY, menjelaskan bahwa situasi geopolitik global telah menimbulkan tekanan yang signifikan, menyebabkan kontraksi dalam permintaan dan penawaran produk tekstil. Krisis di berbagai belahan dunia, seperti konflik di Laut Merah, perang di Rusia-Ukraina yang masih berlangsung, dan krisis di Gaza, semuanya berdampak pada industri tekstil.
Ekonomi Vietnam mengalami lonjakan pesat, membuatnya menjadi pusat manufaktur global yang mengintegrasikan berbagai sektor seperti teknologi, otomotif, elektronik, serta pakaian dan tekstil. Prediksi pertumbuhan ekonomi Vietnam yang kuat membuatnya menjadi ancaman serius bagi investasi Indonesia, khususnya dalam sektor pertekstilan. Menurut Ketua Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI), Redma Gita Wirawasta, Vietnam memiliki keunggulan dalam mendorong pertumbuhan industri tekstilnya.
Industri tekstil di Indonesia, termasuk di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), saat ini menghadapi tantangan yang cukup serius. Menurut Sekretaris Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) DIY, Timotius Apriyanto, ada dua faktor utama yang menyebabkan industri ini masih lesu: kondisi geopolitik global dan masalah impor ilegal.
Page 309 of 364