Dalam persiapan menyambut bulan suci Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri, pengusaha konveksi dan tekstil rumahan tengah bergerak cepat menghadapi lonjakan permintaan yang diharapkan. Ketua Indonesia Pengusaha Konveksi Berkarya (IPKB), Nandi Herdiaman, memproyeksikan kinerja industri kecil menengah (IKM) tekstil dapat meningkat hingga 70 persen pada bulan Februari ini. Menurut Nandi, pada bulan Januari lalu, kinerja IKM tekstil sudah mencapai angka 30 persen, dan ia berharap akan melonjak hingga 70 persen menjelang akhir bulan ini. Saat ini, anggota IPKB sudah mulai menerima pesanan dari berbagai pemilik merek yang akan dijual pada periode Ramadan dan jelang Idul Fitri. Bahkan, pesanan untuk hari raya umat Muslim ini sudah masuk sejak awal tahun ini.

Anggota Parlemen Eropa telah memberikan dukungan yang kuat terhadap aturan baru yang dirancang untuk mengurangi tumpukan pakaian bekas dan limbah tekstil lainnya yang dihasilkan di Uni Eropa setiap tahun. Aturan yang lebih ketat ini juga memaksa produsen untuk mengatasi masalah yang terus meningkat dengan biaya mereka sendiri. Revisi terhadap EU Waste Framework Directive (WFD) oleh Komite Lingkungan Parlemen Eropa menjadi tonggak penting dalam upaya mengatasi masalah limbah tekstil dan makanan yang terus meningkat. Dengan dukungan yang luar biasa, 72 anggota parlemen mendukung revisi tersebut, sementara hanya 3 yang menentang.

Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) mengungkapkan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) masih dalam posisi wait and see, meski hasil hitung cepat sementara menunjukkan pemilihan presiden (Pilpres) satu putaran. Redma Gita Wirawasta, Ketua Umum APSyFI, menyatakan industri TPT terus mengambil pendekatan wait and see hingga ada kepastian dari pemerintahan baru mengenai penanganan praktik impor ilegal.