Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menggambarkan prospek cerah bagi industri manufaktur Indonesia untuk tahun 2024. Percaya pada potensi pertumbuhan yang kuat, Apindo meramalkan kinerja yang terus meningkat dalam sektor manufaktur di tahun mendatang. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada kuartal III-2023, sektor industri manufaktur atau pengolahan mencatat pertumbuhan sebesar 5,20% year on year (YoY). Kinerja gemilang ini berhasil melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 4,94% pada periode yang sama. Kondisi ini memberikan optimisme bahwa industri manufaktur menjadi salah satu pilar utama pertumbuhan ekonomi.
Di tengah sorotan negatif terhadap industri tekstil Indonesia, ada satu nama yang bersinar—Asia Pacific Rayon (APR). Memasuki tahun kelima eksistensinya pada Desember 2023, APR telah menjadi salah satu pionir dalam industri tekstil yang bertanggung jawab dan efisien di Indonesia. APR, yang berada di bawah naungan Royal Golden Eagle (RGE), telah mengukuhkan diri sebagai produsen viscose-rayon terkemuka. Diluncurkan secara resmi oleh Presiden Joko Widodo pada 21 Februari 2020, APR telah mencapai pencapaian luar biasa dengan memproduksi 300.000 ton viscose-rayon setiap tahunnya dan mengekspor produknya ke 16 negara di seluruh dunia.
Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di Indonesia terus mengalami goncangan serius, dengan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang mempengaruhi ribuan pekerja. Faktor penyebabnya bermacam-macam, mulai dari serbuan produk impor hingga perlambatan ekonomi di pasar tujuan ekspor utama. Pada Desember 2023, berita buruk datang dari Kota Semarang, di mana dua pabrik TPT dilaporkan melakukan PHK terhadap ribuan karyawan. Ini menambah daftar panjang pabrik yang telah melakukan PHK sepanjang tahun ini. Sejak awal tahun, lebih dari 12.000 karyawan telah kehilangan pekerjaan mereka akibat tindakan ini. Data yang tercatat hanya mencakup PHK dari pabrik yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN).
Page 300 of 329