Melemahnya sektor industri padat karya seperti tekstil tidak hanya berdampak pada sektor ekonomi, tetapi juga memberikan efek signifikan pada dunia pendidikan dan penyerapan tenaga kerja. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Umum Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Solo, Lukman Hakim, yang menyatakan bahwa dengan menurunnya sektor industri, banyak lulusan pendidikan terpaksa beralih ke sektor jasa yang kini lebih mendominasi perekonomian Indonesia.

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), Supratman Andi Agtas, menyerukan agar Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia turut serta dalam upaya mendukung kebangkitan industri tekstil nasional. Sektor ini, yang pernah menjadi salah satu pilar ekonomi Indonesia, saat ini tengah mengalami tantangan besar akibat tingginya jumlah barang impor yang membanjiri pasar domestik, sehingga menyulitkan industri tekstil lokal untuk bersaing.

Pameran tekstil terbesar Indonesia bertajuk Indonesian Textiles Exhibition yang pertama kali diadakan di Bern, Swiss, pada 4-8 September 2024 berhasil memukau ribuan pengunjung. Acara yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bern (KBRI Bern) ini bertujuan untuk memperkenalkan kekayaan tekstil tradisional Indonesia, terutama batik dan songket, kepada masyarakat internasional.