Pelaku industri tekstil dan alas kaki Indonesia tengah berada dalam situasi penuh kekhawatiran seiring belum tuntasnya negosiasi tarif resiprokal dengan Amerika Serikat. Mereka berharap produk manufaktur unggulan—khususnya tekstil dan alas kaki—dapat memperoleh tarif rendah bahkan nol persen dalam skema dagang baru yang sedang dirumuskan pemerintah bersama AS.
Indonesia semakin agresif membuka peluang kemitraan internasional di sektor tekstil dan garmen melalui rangkaian agenda di Global Sourcing Expo 2025. Salah satu momen pentingnya adalah Business Networking Dinner on Textile and Garment Industry yang berlangsung di KJRI Melbourne pada 18 November 2025. Acara ini mempertemukan Duta Besar Indonesia untuk Australia dan Vanuatu, Siswo Pramono, Konjen RI Melbourne Yohannes Jatmiko Heru Prasetyo, serta para pelaku industri tekstil dari Indonesia, termasuk perwakilan usaha dari Kota Bandung.
Para pedagang pakaian bekas atau thrifting mendesak pemerintah agar penindakan terhadap impor tekstil ilegal dilakukan langsung di pelabuhan, bukan di pasar tempat mereka berjualan. Aspirasi ini disampaikan oleh Widho, pedagang thrifting asal Bandung, dalam pertemuan dengan Badan Aspirasi Masyarakat (BAM) DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (19/11/2025).
Page 7 of 411