Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) tengah menghadapi tantangan besar dalam menjaga daya saing di tengah gempuran produk impor. Sekretaris Jenderal Asosiasi Garment dan Tekstil Indonesia (AGTI), Rizal Tanzil Rakhman, menegaskan bahwa dukungan pemerintah terhadap ketersediaan bahan baku dan kemudahan ekspansi menjadi kunci penting untuk memperkuat sektor ini.

Asosiasi Produsen Serat dan Barang Filament Indonesia (APSyFI) menilai momentum Lebaran 2026 akan menjadi titik krusial bagi kebangkitan industri tekstil nasional. Pemerintah diminta mengambil langkah konkret untuk memfasilitasi produsen lokal agar mampu menguasai pasar domestik dan menekan tren Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang masih membayangi sektor manufaktur.

Langkah ekspansi yang dilakukan PT Citra Terus Makmur (CTM) dinilai menjadi bukti nyata bahwa industri tekstil Indonesia masih memiliki daya saing kuat, bahkan mampu bersaing dengan raksasa industri seperti China. Sekretaris Jenderal Asosiasi Garment dan Tekstil Indonesia (AGTI) Rizal Tanzil Rakhman menegaskan bahwa keberhasilan CTM memperluas kapasitas produksinya mencerminkan kekuatan fundamental industri tekstil nasional yang bertumpu pada efisiensi dan kualitas.

“Ini menunjukkan bahwa Indonesia sangat bisa berkompetisi, bahkan dengan China. Narasi yang menyeb