Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) mulai menunjukkan sinyal pemulihan yang semakin nyata menjelang akhir 2025. Berbagai indikator resmi memperlihatkan bahwa sektor hilir seperti garmen dan apparel menjadi motor utama kebangkitan, meskipun tantangan pada industri hulu masih membayangi.

Industri tekstil Indonesia masih menghadapi tekanan berat di tengah tren ekspansi sektor manufaktur nasional. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada November 2025 berada pada level ekspansi 53,45. Namun, dari 23 sub sektor manufaktur, industri tekstil menjadi satu-satunya yang mengalami kontraksi—bahkan dalam dua bulan berturut-turut setelah Oktober 2025 menunjukkan hasil serupa.

Perdebatan mengenai akar persoalan menurunnya daya saing UMKM tekstil kembali mencuat seiring dengan maraknya isu penertiban pedagang pakaian bekas atau thrifting. Para pelaku usaha thrifting menolak apabila penurunan kinerja UMKM dikaitkan dengan keberadaan mereka, karena menilai segmen pasar yang dibidik berbeda. Di hadapan Badan Aspirasi Masyarakat DPR RI, mereka justru menyoroti membanjirnya pakaian impor murah sebagai faktor utama yang menekan pelaku industri tekstil lokal.