Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) mengirim surat kepada Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa untuk membahas langkah penyelamatan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional. Langkah ini diambil menyusul maraknya praktik impor ilegal dan dumping yang semakin menekan daya saing industri dalam negeri.
Kinerja industri pengolahan nonmigas kembali menunjukkan tren positif dan menjadi motor utama penggerak ekspor nasional. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor ini menyumbang 72,55% dari total ekspor Indonesia pada Agustus 2025 dengan nilai mencapai US$ 13,22 miliar atau sekitar Rp 215,52 triliun.
Menjelang gelaran Bali Fashion Network® (BFN) 2026 yang akan diselenggarakan pada 18 Oktober di International Conference Center (ICC) Bali, antusiasme pelaku industri fashion dan tekstil semakin terasa. Ajang bergengsi ini kembali menjadi wadah strategis bagi UMKM tekstil dan fashion untuk menampilkan karya unggulan, menjalin kemitraan dengan buyer, serta memperluas jangkauan pasar hingga mancanegara.
- DPR Dorong Pemerintah Tindak Tegas Impor Ilegal Demi Selamatkan Industri Tekstil Nasional
- Industri Tekstil di Persimpangan Jalan, APSyFI Desak Pemerintah Perketat Impor untuk Selamatkan Produksi Nasional
- APSyFI Desak Pemerintah Perketat Impor Tekstil Demi Selamatkan Industri Nasional
- Lamhot Sinaga Desak Pemerintah Tertibkan Impor Tekstil Ilegal yang Ancam Industri Nasional
- Ekspor Tekstil dan Alas Kaki Indonesia Tembus US$13,17 Miliar, Tanda Kebangkitan Industri Padat Karya
Page 28 of 240
- You are here:
- Home
Berita Populer
- Industri Tekstil Tumbuh 7,43% di Kuartal III/2024 Meski Banyak Pabrik Tutup: Peran Restriksi Perdagangan
- Meski Diterpa Gempuran Produk Impor, Industri Tekstil Bandung Tetap Tumbuh
- Perpaduan Teknologi dan Tenun Tradisional: Sebuah Inovasi Terbaru
- Industri Tekstil Tumbuh Positif, Kemenperin Fokus Dorong Kemandirian Nasional
- Menuju Masa Depan Berkelanjutan: Inovasi Teknologi Tekstil Ramah Lingkungan