Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) telah lama menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia. Namun, tantangan tak henti menerpa, terutama dalam aspek daya saing di pasar global dan tanggung jawab terhadap lingkungan. Dalam menanggapi tekanan ini, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) membuka pintu untuk inovasi dan peningkatan kinerja melalui pengembangan produk ramah lingkungan. Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Andi Rizaldi, menyoroti adanya peluang besar dalam pasar produk industri hijau, termasuk di sektor TPT. Dalam sebuah pernyataan, Andi menyatakan, "Pemerintah terus berupaya memperkuat ekosistem industri hijau melalui kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan."

Pertumbuhan konsumsi produk manufaktur selama periode Natal, Tahun Baru (Nataru), dan Pemilihan Umum (Pemilu) telah menjadi sorotan sejumlah pelaku usaha. Meski ada optimisme terkait pertumbuhan konsumsi, pandangan dari sejumlah pemimpin asosiasi bisnis menunjukkan kenaikan yang tidak terlalu signifikan. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Kamdani, menyoroti peningkatan konsumsi yang cenderung moderat. "Parameter penjualan ritel hanya naik sedikit, kurang dari 0,5% year-over-year dibandingkan bulan sebelumnya," ujarnya, mencermati pola pertumbuhan konsumsi yang lebih terukur.

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kolombia merayakan momen berharga dalam upaya mempererat hubungan ekonomi antara kedua negara melalui "Business Breakfast Meeting" yang dihadiri oleh 21 perusahaan anggota Kamar Dagang Bogota (CCB), khususnya para pengusaha di sektor Tekstil dan Fashion. Pertemuan ini bukan hanya sebuah acara rutin, tetapi merupakan bagian dari program bulanan KBRI Bogota yang bertujuan untuk mengumpulkan para pengusaha dari berbagai sektor secara berkala. Dalam kesempatan kali ini, PT. Duniatex, salah satu perusahaan terkemuka di bidang tekstil, turut ambil bagian dalam pertemuan tersebut.