Industri batik di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mengalami pertumbuhan pada 2024, meskipun peningkatannya tergolong kecil dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai produksi batik Cirebon meningkat dari Rp87,4 miliar pada 2023 menjadi Rp88,3 miliar pada 2024, dengan kapasitas produksi bertambah dari 42.611 kodi menjadi 42.782 kodi. Meskipun demikian, pertumbuhan ini belum cukup signifikan untuk dikategorikan sebagai perkembangan yang kuat.

Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer Gerungan, yang akrab disapa Noel, mengundang sejumlah pengusaha tekstil untuk membahas solusi dalam menghadapi tantangan ketenagakerjaan, khususnya terkait dengan industri garmen yang selalu mengalami dinamika. Dalam pertemuan tersebut, Noel menekankan pentingnya langkah antisipatif dan mitigasi untuk mencegah meningkatnya pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor ini.

Ekspor tekstil Indonesia mencatat kenaikan signifikan, mencapai US$1,02 miliar per Februari 2025 atau naik 1,41 persen dibanding bulan sebelumnya. Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa lonjakan ini didorong oleh meningkatnya pesanan dari Amerika Serikat, yang menjadi salah satu pasar utama tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia.

Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Dede Indra Permana Soediro, menyoroti dugaan manipulasi dokumen impor atau data HS yang terjadi di gudang berikat di Batujajar, Kabupaten Bandung. Kasus ini mencuat setelah ditemukan adanya penyalahgunaan izin impor yang seharusnya untuk plastik namun digunakan untuk memasukkan tekstil secara ilegal.

Pemerintah menegaskan bahwa kondisi ketenagakerjaan tetap stabil dan sektor manufaktur terus berkembang. Berbagai kebijakan strategis telah diterapkan guna menjaga keseimbangan pasar tenaga kerja serta memastikan pertumbuhan industri yang berkelanjutan, sehingga anggapan mengenai badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) tidak memiliki dasar yang kuat.