Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia telah menghadapi tantangan yang signifikan dalam menjaga kinerja ekspornya. Menurut Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI), kinerja ekspor produk tekstil pada Oktober 2023 menurun tajam dibanding periode sebelumnya, mencapai hanya US$110,9 juta dari US$178,3 juta pada Oktober 2022. Ketua Umum APSyFI, Redma Gita Wirawasta, menyoroti beberapa faktor utama yang memengaruhi kinerja ekspor ini. Permintaan global terhadap produk TPT masih lemah, dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global yang melambat. Selain itu, Indonesia memiliki tantangan tambahan terkait posisi geografisnya yang jauh dari pasar tradisional, menyebabkan biaya logistik yang tinggi.

Industri tekstil rajutan kembali menggeliat setelah periode sulit akibat pandemi. Ekspor berbagai produk seperti tas, syal, topi, bando, dan sarung tangan menjadi sorotan utama, dengan pasar Austria, Singapura, dan Amerika Serikat menandai tujuan utamanya. Meskipun volume ekspor belum mencapai puncaknya, langkah ini memberikan semangat baru bagi para perajin. Menandakan bahwa peluang pasar di luar negeri masih terbuka lebar. "Ini suatu anugerah bahwa ekspor telah dimulai," ujar Ni Ketut Suwarni, salah satu perajin rajutan dari Banjar Pangkung Gondang, Kelurahan Sangkar Agung, Kecamatan/Kabupaten Jembrana pada Rabu (15/12).

Pekan mode bergengsi Fashionality 2023 yang digelar oleh Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) telah sukses menghadirkan kejutan yang luar biasa di panggung mode. Acara yang berlangsung di Trans Luxury Hotel, Bandung pada tanggal 12-14 Desember 2023 ini telah menjadi wadah bagi para desainer untuk menampilkan karya-karya terbaru yang memukau, khususnya dalam menghadirkan pesona kain tenun Majalaya yang memesona dari Jawa Barat. Mari kita simak ulasannya.