Industri tekstil di Indonesia mendesak pemerintah untuk lebih serius dalam menangani impor ilegal yang selama ini menjadi faktor utama keterpurukan sektor tekstil dan produk tekstil (TPT). Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI), Redma Gita Wirawasta, mengungkapkan bahwa kurangnya keseriusan pemerintah dalam mengatasi peredaran barang impor ilegal telah menyebabkan puluhan pabrik tutup dan ratusan ribu pekerja terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

Yayasan Konsumen Tekstil Indonesia (YKTI) meminta pemerintah lebih serius dalam menegakkan kewajiban penggunaan label berbahasa Indonesia serta penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) pada produk pakaian jadi. Direktur Eksekutif YKTI, Ardiman Pribadi, menegaskan bahwa aturan ini penting bagi konsumen agar dapat memahami spesifikasi dan kualitas produk yang dibeli serta melakukan pemeliharaan dengan tepat.

Sebanyak 29 pelaku industri tekstil dan produk tekstil serta asosiasi dan perwakilan pemerintah menjalin kerja sama melalui ajang kompetisi badminton yang berlangsung sejak Sabtu hingga Ahad, 8-9 Februari 2025, di GOR KONI, Jalan Jakarta, Kota Bandung. Selain sebagai ajang olahraga, kompetisi ini juga bertujuan untuk menghimpun atlet badminton dari industri tekstil di seluruh Indonesia.