Industri tekstil di Indonesia saat ini sedang menghadapi tantangan besar. Dampaknya telah terlihat dengan meningkatnya jumlah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan keputusan pailit salah satu perusahaan tekstil terbesar di negeri ini. Dalam menghadapi situasi ini, fokus utama pemerintah seharusnya adalah meningkatkan daya beli masyarakat. Hal ini disampaikan oleh Bambang Haryo Soekartono, anggota Komisi VII DPR RI, yang menekankan pentingnya kebutuhan sandang, pangan, dan papan sebagai kebutuhan pokok masyarakat.
Indonesia semakin menjadi daya tarik bagi investor asing, termasuk dari Taiwan, untuk relokasi bisnis di sektor tekstil. Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa 15 investor asal Taiwan, yang tergabung dalam Taiwan Textile Federation, tertarik untuk memindahkan pabrik mereka dari China ke Indonesia. Keinginan tersebut diungkapkan setelah pertemuan antara para investor, Asosiasi Pertekstilan Indonesia, dan pemerintah di kantor Kemenko Perekonomian pada 1 November 2024.
Industri tekstil di Indonesia kini tengah menghadapi masa sulit dengan berbagai tantangan besar yang mengguncang stabilitas sektor ini. Salah satu contoh terbaru adalah PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), perusahaan tekstil terkemuka, yang dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri Semarang pada 21 Oktober 2024. Keputusan tersebut menjadi sorotan karena Sritex merupakan salah satu pemain utama dalam industri tekstil nasional.
Para pengusaha industri tekstil terus menyuarakan keprihatinan mereka terhadap membanjirnya barang impor ilegal di pasar dalam negeri. Kondisi ini dinilai menjadi penyebab utama menurunnya kinerja dan keberlangsungan hidup industri tekstil lokal. Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI), Redma Gita Wirawasta, mengungkapkan bahwa pemerintah seakan kurang tegas dalam menangani masalah ini.
Selama tiga tahun terakhir, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia mengalami penurunan drastis yang mengakibatkan banyak perusahaan tutup dan ribuan pekerja kehilangan pekerjaan. Industri ini, yang pernah menjadi salah satu pilar utama ekonomi nasional, kini dihadapkan pada krisis yang serius.
Page 141 of 239