Indonesia tengah menghadapi gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang signifikan. Hingga pertengahan tahun 2024, lebih dari 136.209 pekerja telah kehilangan pekerjaan mereka. Angka ini mencerminkan lonjakan besar dibandingkan tahun sebelumnya. Menurut pengamat ekonomi dari Universitas Padjadjaran, Ari Tjahjawandita, fenomena ini menandakan adanya masalah struktural dalam perekonomian nasional.
Setelah sempat terpuruk pada tahun lalu akibat gempuran pakaian impor, sektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, kini menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang positif pada tahun 2024. Tren ini memberikan harapan bagi kebangkitan industri tekstil di wilayah tersebut, terutama setelah mengalami penurunan yang signifikan pada 2023.
Pakaian bukan hanya soal mode, tetapi juga dapat menjadi bentuk tanggung jawab terhadap lingkungan. Di tengah meningkatnya perhatian terhadap isu pencemaran akibat limbah tekstil, memilih bahan pakaian yang ramah lingkungan menjadi langkah penting yang bisa memberikan dampak besar. Kain yang kita pilih saat berbelanja dapat membantu mendukung gaya hidup berkelanjutan dan mengurangi kontribusi terhadap masalah limbah.
Ascott Jakarta menjalin kemitraan strategis dengan EcoTouch dalam upaya mengurangi limbah tekstil melalui program keberlanjutan. Kerja sama ini difokuskan untuk memperpanjang siklus hidup tekstil yang digunakan, baik oleh individu maupun industri perhotelan, dengan Ascott Jakarta sebagai pionir di sektor tersebut.
Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia menghadapi tantangan baru dalam perdagangan internasional, khususnya di Eropa. Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menyampaikan kekhawatirannya terkait semakin ketatnya hambatan non-tarif yang diberlakukan oleh negara-negara tujuan ekspor, termasuk Eropa, untuk melindungi pasar domestiknya. Kebijakan ini didasarkan pada isu-isu hak asasi manusia (HAM), lingkungan, dan energi, salah satunya adalah larangan penggunaan batu bara dalam produksi barang ekspor.
Page 149 of 240